Penjahat siber menetapkan pijakan awal serangan dengan menargetkan lingkungan cloud, sesuai laporan tahun 2022 yang mengungkapkan adanya peningkatan 146% dalam kode ransomware Linux baru dan pergeseran ke penargetan yang berfokus pada Docker, yang berpotensi memudahkan lebih banyak pelaku ancaman memanfaatkan lingkungan cloud untuk tujuan jahat.
Merespons gerakan penegak hukum yang mempercepat penghapusan kerentanan cyber, kelompok ransomware mungkin akan mengaktifkan rencana pemulihan bencana yang dimilikinya. Analisis X-Force mengungkapkan bahwa usia rata-rata kelompok ransomware sebelum dihentikan atau diganti namanya adalah 17 bulan.
Baca Juga:
Ini Dia Negara dengan Wanita Tercantik di Asia: Indonesia Peringkat Berapa?
Misalnya, REvil, yang bertanggung jawab atas 37% dari semua serangan ransomware pada tahun 2021, bertahan selama empat tahun melalui rebranding, yang menunjukkan bahwa kemungkinan itu dapat muncul kembali meskipun dihapus oleh operasi multi-pemerintah pada pertengahan 2021.
"Penjahat siber umumnya menginginkan uang. Dengan ransomware, kini mereka mengejar pengaruh," kata Charles Henderson, Head of X-Force. "Bisnis harus harus menyadari bahwa kerentanan pelaku ransomware menggunakan kelemahan untuk meraup keuntungan," ujarnya. [JP]