WahanaNews.co.id | Baru menjabat enam bulan, pemimpin ISIS, Abu Hussein al-Qurashi, bunuh diri dengan meledakkan rompi bom setelah dikepung pasukan khusus Turki di Suriah pada akhir pekan lalu.
Seorang pejabat keamanan Turki bercerita bahwa Qurashi meledakkan diri setelah pasukan khusus Organisasi Intelijen Nasional (MIT) berhasil mengepung gedung tempat persembunyiannya di dekat Kota Jandaris.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Awalnya, pasukan MIT sempat mendesak Qurashi untuk menyerahkan diri karena gedung tersebut sudah terkepung penuh. Namun, Qurashi menolak. Ia pun mengaktifkan rompi bunuh diri yang sudah dipakai.
Sejumlah foto yang diambil pasukan khusus Turki menunjukkan gedung beratap merah itu hancur sebagian.
Dalam sejumlah foto juga terlihat puing metal berserak di halaman depan yang dihiasi air mancur kecil, berlatar tanah merah dan pohon zaitun.
Baca Juga:
Dalang Penembakan Massal di Moskow Diduga ISIS Cabang Afghanistan
Dengan kematian Qurashi, para pengamat memprediksi ISIS akan mengumumkan pemimpin baru. Orang itu akan menjadi pemimpin keempat ISIS dalam beberapa tahun terakhir.
Belakangan, ISIS memang terus gonta-ganti pemimpin karena selalu menjadi target intelijen asing.
Qurashi sendiri baru saja menjabat pada November tahun lalu, setelah kematian pemimpin sebelumnya, Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi.
Berdasarkan laporan Bloomberg, Turki mengklaim menangkap Abu al-Hasan di Istanbul pada 26 Mei 2022. Namun, ISIS membantah kabar tersebut.
Pada November, ISIS mengumumkan Abu al-Hasan tewas dalam pertempuran. Komando Pusat Amerika Serikat juga mengonfirmasi kematian Abu al-Hasan.
Tak hanya pemimpin seperti Abu al-Hasan dan Qurashi, sejumlah anggota senior ISIS juga menjadi target operasi intelijen negara-negara asing yang kerap bekerja sama.
Pada bulan lalu, misalnya, Turki memfasilitasi seorang agen Irak untuk masuk ke Suriah. Agen itu kemudian menggiring pemimpin senior ISIS, Khaled al-Jabouri, dari Turki ke Suriah.
Setibanya di Suriah, al-Jabouri tewas dalam serangan drone AS. Ketika serangan berlangsung, kelompok bersenjata yang didukung Turki menangkap dua anggota ISIS pembawa pesan untuk al-Jabouri.
Operasi-operasi semacam ini semakin mengerdilkan ISIS. Kelompok yang sempat menebar teror luas itu pun diperkirakan bakal kian tak signifikan.[zbr]