WahanaNews.co.id | Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA, Bill Burns, memberikan tanggapannya terkait sikap Presiden Rusia Vladimir Putin soal perang di Ukraina.
Burns menyebut Putin percaya dirinya tidak akan kalah dan akan menggandakan konflik di Ukraina agar bisa menang.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Presiden Rusia Vladimir Putin percaya bahwa dia tidak boleh kalah di Ukraina dan akan "menggandakan" perang di sana, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda berencana untuk menggunakan senjata nuklir taktis," demikian disampaikan Bill Burns pada Sabtu lalu dalam sebuah konferensi Financial Times, seperti dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Minggu (8/5).
Burns menyebut Putin masih yakin pada kemampuan militer Rusia di Ukraina. Keyakinan kuat ini terus dipertahankan meski Rusia mengalami kekalahan perang.
"Terlepas dari kegagalan pasukan Rusia untuk merebut Kiev dan perjuangan mereka untuk maju di sepanjang garis depan utama perang di wilayah Donbas tenggara, pemimpin Rusia itu tidak mengubah pandangannya bahwa pasukannya dapat mengalahkan Ukraina," lanjut Burns.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Saya pikir dia dalam kerangka berpikir di mana dia tidak percaya dia bisa kalah," kata Burns.
Diketahui Putin telah melakukan invasi di Ukraina sejak Februari lalu. Dirinya tak terpengaruh dengan perlawanan yang dilakukan pasukan Ukraina.
"Putin tidak terhalang oleh perlawanan dalam perang karena dia mempertaruhkan begitu banyak pilihan yang dia buat untuk meluncurkan invasi ini," kata Burns.
"Saya pikir dia yakin sekarang bahwa menggandakan perang masih akan memungkinkan dia untuk membuat kemajuan," kata Burns.
Tak Ada Tanda Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir Taktis
Mantan Duta Besar AS untuk Rusia itu memang sudah lama mempelajari gerak-gerik Putin. Namun dia dan sejumlah badan intelijen Barat lainnya tidak melihat tanda-tanda bahwa Moskow siap untuk mengerahkan senjata nuklir taktis untuk meraih kemenangan di Ukraina atau untuk menargetkan para pendukung di negara tersebut.
Tak lama setelah meluncurkan invasi pada 24 Februari lalu, Rusia menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi. Sejak itu Putin telah membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk menyebarkan senjata nuklir taktis Rusia jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.
"Kami tidak melihat, sebagai komunitas intelijen, bukti praktis pada perencanaan Rusia untuk penyebaran atau bahkan potensi penggunaan senjata nuklir taktis," kata Burns.
Meski begitu, Burns tidak memberikan penilaian apa pun tentang situasi perang Ukraina Rusia saat ini atau memprediksi bagaimana perang akan berakhir. [JP]