WahanaNews.co.id | Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertemu. Pertemuan itu dilakukan untuk mencari resolusi dari masalah yang kini tengah dialami kedua negara.
"Saya tidak tahu apa yang diinginkan presiden Federasi Rusia, jadi saya mengusulkan pertemuan," kata Zelenskyy saat Konferensi Keamanan Munich, di mana dia juga bertemu dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
Dilansir detikcom dari Associated Press, Minggu (20/2/2022) Jika bersedia, Zelenskyy mengatakan Rusia dapat memilih lokasi untuk pembicaraan damai keduanya.
"Ukraina hanya akan terus mengikuti jalur diplomatik demi penyelesaian damai," ujar Zelenskyy
Hingga saat ini belum ada tanggapan langsung dari Kremlin soal seruan tersebut.
Baca Juga:
Makin Runyam! Polandia-Ukraina Cekcok Gara-gara Pidato Zelensky
Seruan Zelenskyy diungkapkan beberapa jam setelah para pemimpin separatis di Ukraina timur memerintahkan mobilisasi militer penuh pada hari Sabtu (19/2) lalu dan di tengah kian ngerinya peringatan para pemimpin Barat jika invasi Rusia ke Ukraina tampaknya kian mendekati waktunya.
Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat dan banyak negara Eropa lainnya telah menuduh Rusia, yang telah memindahkan sekitar 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, mencoba membuat 'dalih untuk menyerang' Ukraina.
"Mereka melepaskan diri dan sekarang siap untuk menyerang," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada hari Sabtu (19/2) saat berkunjung ke Lithuania.
Pada Jumat (18/2) malam waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengatakan - berdasarkan informasi intelijen terbaru - bahwa dia sekarang "yakin" Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina, yaitu di ibu kota Kiev.
"Sampai saat ini, saya yakin dia telah membuat keputusan itu (invasi)," kata Biden. "Kami punya alasan untuk percaya itu." Dia menegaskan bahwa serangan itu bisa terjadi dalam "beberapa hari mendatang."
Pemimpin AS itu bersikeras bahwa "belum terlambat untuk meredakan ketegangan dan kembali ke meja perundingan," tetapi Biden memperingatkan bahwa jika serangan terjadi, presiden Rusia akan "membanting pintu diplomasi."
Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan lebih dari 40 persen pasukan Rusia di perbatasan Ukraina sekarang dalam posisi siap untuk menyerang dan Moskow telah memulai kampanye destabilisasi. Pejabat itu mengatakan bahwa AS telah mengamati pergerakan yang signifikan di dekat perbatasan Ukraina sejak Rabu (16/2) lalu.
Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia telah menempatkan lebih dari 150.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.
"Empat puluh sampai lima puluh persen berada dalam posisi menyerang. Mereka telah menduduki titik-titik posisi taktis dalam 48 jam terakhir," kata pejabat itu kepada wartawan.
Di tengah ketegangan, Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya mengumumkan Putin akan mengawasi langsung latihan militer yang melibatkan 'pasukan strategis' Rusia pada Sabtu (19/2). Latihan ini akan melibatkan peluncuran rudal-rudal Rusia.
"Latihan pasukan penangkal strategis yang sudah direncanakan dimana rudal balistik dan jelajah akan diluncurkan," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
Disebutkan juga bahwa Angkatan Udara Rusia, unit dari distrik militer selatan, juga Armada Utara dan Laut Hitam juga akan berpartisipasi dalam latihan tersebut. [JP]