WahanaNews.co.id | Kedutaan Besar China di Ukraina memperingatkan setiap warga dan pengusaha China yang ada di negara itu untuk tidak bepergian ke wilayah-wilayah yang 'tidak stabil'. Peringatan ini dirilis setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan pengerahan tentara ke dua wilayah pecahan Ukraina yang diakui kemerdekaannya.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Selasa (22/2/2022), Putin dalam perintahnya menugaskan tentara Rusia untuk menjadi 'penjaga perdamaian' di dua wilayah Ukraina bagian timur yang dikuasai separatis pro-Rusia itu. Langkah ini berpotensi meningkatkan krisis yang dikhawatirkan negara-negara Barat akan memicu perang.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar China tidak meminta warga negaranya untuk mempertimbangkan segera meninggalkan Ukraina, seperti yang disarankan negara-negara lainnya terhadap warga negara mereka beberapa waktu terakhir.
"Saat ini, situasi di Ukraina bagian timur telah mengalami perubahan besar," sebut Kedutaan Besar China dalam pernyataan via situs resminya.
"Kedutaan Besar China di Ukraina mengingatkan warga negara China dan perusahaan-perusahaan yang didanai China di Ukraina untuk memperhatikan pemberitahuan keselamatan yang dirilis secara lokal dan tidak pergi di daerah-daerah yang tidak stabil," demikian imbauan Kedutaan Besar China untuk warganya.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Awal bulan ini, beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jerman mengimbau warganya untuk segera meninggalkan Ukraina di tengah kekhawatiran invasi militer oleh Rusia.
Sebaliknya, China memberitahu warganya yang ada di Ukraina untuk memantau secara saksama perkembangan situasi. Otoritas China juga mempertahankan operasional kedutaannya secara normal, sambil mengkritik AS yang disebut 'menggembor-gemborkan' ancaman perang.
Rusia menyangkal rencana untuk menyerang Ukraina, namun juga mengancam akan mengambil tindakan teknis-militer yang tidak ditentukan kecuali menerima jaminan keamanan dari negara-negara Barat, termasuk janji bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan aliansi NATO.
Menanggapi langkah terbaru Putin yang mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina bagian timur dan memerintahkan pengerahan tentara ke sana, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia telah melanggar kedaulatan.
Zelensky juga menegaskan bahwa Ukraina menolak untuk menyerahkan wilayahnya kepada Rusia. [JP]