WahanaNews.co.id | Heboh soal jebakan utang China yang berujung kehilangan aset negara. Hal itu baru saja terjadi oleh salah satu negara di Afrika Timur, Uganda.
Negara itu dikabarkan gagal bayar utang ke China terkait pengembangan Bandara Internasional Entebbe, Uganda. China pun diduga mengambil alih aset tersebut.
Baca Juga:
Presiden Terpilih Prabowo Subianto Dipuji Media Asing, Katakan Ini
Uganda pun bukan satu-satunya negara yang terjerat utang China. Beberapa negara juga ada yang mengalami nasib yang sama.
Berikut daftar negara yang terjebak utang China melansir detikcom, dikutip Selasa (30/11/2021):
1. Sri Lanka
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Sri Lanka kehilangan pelabuhan dan bandara miliknya dikelola China. Infrastruktur itu diketahui mendapat pembiayaan dari China melalui bantuan utang sebesar US$ 1,5 miliar yang diberikan pada 2010.
Namun, karena gagal bayar utang ke China, pada 2017 Sri Lanka harus merelakan asetnya tersebut ke China. Keputusan tersebut dilakukan dengan menandatangani kontrak untuk melayani perusahaan milik negara China selama 99 tahun.
Kala itu Sri Lanka tercatat memiliki utang sebesar US$ 8 miliar kepada China. Bila dihitung, untuk membayar utang luar negeri kepada China dan negara lain akan menghabiskan 94% dari produk domestik bruto (PDB) Sri Lanka.
2. Zimbabwe
Peneliti di Institute dor Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman pernah mengatakan bagaimana sebuah negara yang mengalami gagal bayar utang. Dalam penjelasannya pada 2018 lalu salah satunya Zimbabwe.
"Jadi ada bad story dan success story. Yang bad story itu Angola, Zimbabwe, Nigeria, Pakistan dan Sri Lanka," katanya, 21 Maret 2018.
Seperti diketahui, sejak 1998, Zimbabwe mengirim pasukan dan membeli peralatan dari China untuk membantu Presiden Laurent Kabali melawan pemberontak Uganda dan Rwanda.
Untuk membiayai semua aktivitas tersebut, Zimbabwe harus berutang kepada China dengan akumulasi nilai hingga mencapai US$ 4 juta atau Rp 54,8 miliar (kurs Rp 13.700 kala itu).
3. Nigeria
Kegagalan atau bangkrut juga dirasakan Nigeria di mana model pembiayaan melalui utang yang disertai perjanjian merugikan negara penerima pinjaman dalam jangka panjang. China mensyaratkan penggunaan bahan baku dan buruh kasar asal China untuk pembangunan infrastruktur di Nigeria.
"Mereka membangun proyek infrastrukturnya lewat utang, akhirnya mereka tidak bisa bayar utang. Banyak beberapa negara, di antaranya Angola mengganti nilai mata uangnya. Zimbabwe juga," ujar dia.
4. Uganda
Kemudian, yang terbaru dialami oleh Uganda. Negara di Afrika Timur itu dikabarkan gagal bayar utang ke China terkait pengembangan Bandara Internasional Entebbe, Uganda. Akibatnya, aset tersebut diambil alih oleh China.
Dikutip dari Economic Times, Senin (29/11/2021), Pemerintah Uganda diketahui mendapatkan pinjaman dari Bank Exim China sebanyak US$ 207 juta untuk memperluas Bandara Internasional Entebbe.
Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu 20 tahun termasuk masa tenggang tujuh tahun. Pembayaran utang itu tersendat karena kabarnya pihak bandara tengah krisis.
Namun Pemerintah Uganda pun menepis bahwa aset Bandara Internasional Entebbe diambil oleh China. Hal ini diterangkan oleh Juru Bicara Otoritas Penerbangan Sipil Uganda, Vianney Luggya.
"Tidak benar bahwa Uganda akan kehilangan Bandara Internasional Entebbe dengan cara apa pun. Ini bukan pertama kalinya tuduhan itu muncul. Uganda tidak akan gagal dalam memenuhi kewajiban pinjaman. Kami masih dalam masa tenggang tujuh tahun dan selama periode itu kami telah membayar bunga, " tegas Luggya. (JP)