WahanaNews.co.id | Hasil investigasi Palestina menyimpulkan bahwa jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Aqla, sengaja ditembak mati oleh tentara Israel.
Saat mengumumkan laporan temuan tersebut, Jaksa Agung Palestina mengatakan "satu-satunya penembakan dilakukan oleh pasukan pendudukan, dengan tujuan membunuh".
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Menteri Pertahanan Israel menolak laporan tersebut, menyebutnya sebagai, "kebohongan yang dilakukan terang-terangan".
Pasukan Israel sedang menggelar investigasinya sendiri dan mengatakan kemungkinan militan-militan Palestina yang membunuh Abu Aqla.
Kemarahan publik memuncak ketika jurnalis Palestina-Amerika itu ditembak mati saat sedang meliput operasi militer Israel di Jenin, wilayah Tepi Barat yang dikuasai Israel, pada 11 Mei.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Para saksi mengatakan tembakan mematikan itu dilepaskan oleh pasukan Israel, namun Israel membantah pernyataan tersebut.
Pihak Israel mengatakan penetapan pelaku penembakan belum memungkinkan karena Palestina menolak permintaan mereka untuk memeriksa peluru yang menewaskan Abu Aqla atau melakukan penyelidikan bersama.
Israel mengatakan telah mengidentifikasi senjata tentara yang kemungkinan melepaskan tembakan, tapi kesimpulan belum bisa diambil tanpa menganalisa pelurunya.
Dalam sebuah konferensi pers di Kota Ramallah di Tepi Barat, Jaksa Agung Palestina, Akram al-Khatib, mengatakan peluru yang bersarang di tubuh Abu Aqla memiliki diameter 5,56 milimeter, dengan komponen baja yang digunakan oleh pasukan NATO.
Dia mengatakan pemerintah Palestina tidak akan menyerahkan peluru itu kepada Israel dan foto peluru tersebut juga tidak akan dipublikasikan. Sebelumnya, pemerintah Palestina mengaku tidak mempercayai para penyelidik dari Israel.
Abu Aqla, yang memakai rompi pelindung bertuliskan "Pers" dan juga mengenakan helm, ditembak di sebuah jalan dekat lokasi pertempuran antara pasukan Israel dan para milisi Palestina. Produsernya, Ali Samoudi, juga ditembak di bagian punggung, tapi dia selamat.
Khatib mengatakan dalam hasil pengembangan investigasi yang dilakukan Palestina, tentara Israel menembak kepala Abu Aqla secara langsung saat dia mencoba menyelamatkan diri.
Kata Khatib, saat itu tidak ada serangan bersenjata atau pelemparan batu ke lokasi Abu Aqla. Dia menambahkan, sumber tembakan berasal dari arah tentara Israel.
Bekas tembakan di sebuah pohon di dekat lokasi Abu Aqla ditembak, terlihat fokus dan begitu dekat. Itu menunjukkan penembak menargetkan tubuh bagian atas dengan tujuan membunuh, kata Khatib menjelaskan.
Bagaimanapun, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menampik temuan Palestina itu.
twitter.com/gantzbe/status/1529874396902572032
Dalam laporan sementara dari investigasi mandiri, yang dirilis dua minggu lalu, militer Israel mengatakan bahwa tembakan mematikan itu bisa saja berasal dari "tembakan masif dari orang-orang bersenjata Palestina", atau mungkin dari "beberapa peluru" yang ditembakkan oleh seorang tentara "ke arah seorang teroris yang menembaki kendaraannya".
Militer Israel mengatakan pasukannya pergi ke Jenin untuk menangkap "tersangka teroris", menyusul gelombang serangan mematikan terhadap Israel oleh Palestina, dua di antaranya berasal dari distrik Jenin.
Pada Senin, menteri luar negeri Palestina mengatakan kasus itu telah dirujuk ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). ICC memiliki kekuatan untuk menyelidiki dan menuntut tersangka penjahat perang yang tidak diadili di pengadilan masing-masing negara, meskipun Israel tidak mengakui wewenangnya.
Abu Aqla adalah salah satu koresponden yang paling berpengalaman dan dikagumi di kawasan itu. Dia sudah meliput konflik Israel-Palestina untuk saluran berita Arab Al Jazeera selama dua dekade. [JP]