WahanaNews.co.id | Organisasi Komunitas Mahasiswa Pelajar Asal Subulussalam (Kompas) Aceh Barat angkat bicara terkait usulan pergantian mobil dinas baru Walikota Subulussalam beserta pejabat Kota Subulussalam lainnya.
Menurut Kompas, usulan pergantian mobil dinas baru tersebut dinilai kurang tepat ditengah situasi pandemi Covid-19 yang masih menyelimuti masyarakat Kota Subulussalam saat ini.
Baca Juga:
Aceh Sepakat Siap Menangkan FAKAR Pada Pilkada Kota Subulussalam
Selain hal diatas, Kompas juga menyoroti dimana saat ini Pemerintah Kota Subulussalam dihadapkan dengan persoalan devisit anggaran yang menjadi keluhan dibeberapa sektor pemerintahan.
Kompas menilai, Walikota Subulussalam lebih mementingkan untuk mengganti 4 mobil dinas sekaligus diantaranya mobil dinas Walikota bersamaan dengan 3 pimpinan DPRK lainnya, yang jika diakumulasikan anggaran yang dibutuhkan untuk pergantian mobil dinas tersebut mencapai 2 Miliyar lebih.
Salah seorang anggota Kompas, Rahmidi kepada WahanaNews mengatakan, usulan walikota terkait pergantian mobil dinas sangat tidak efektif, dimana mobil dinas yang dimaksud saat ini masih layak untuk digunakan.
Baca Juga:
Prestasi Atlet Kota Depok di PON 2024 Aceh-Sumut: Sumbang Medali Lengkapi Jawa Barat Raih Juara Umum
"Sekalipun harus diganti, pak Walikota semestinya harus menahan diri dulu terhadap persoalan pergantian mobil, dan mengalokasikan anggaran tersebut untuk kebutuhan yang lebih urgent dan lebih mendesak," ucap Rahmidi.
Ia menambahkan, mengutip harapan Walikota sebelumnya, tentang menjadikan Subulussalam Kota Pendidikan. "Kenapa pak Walikota tidak terfokusnya kesitu, artinya ketika pak Walikota menyampaikan harapan menjadikan Subulussalam Kota Pendidikan seharusnya dibarengi dengan perhatian serius dibidang pendidikan. Baik tentang peningkatan mutu pendidik, sarana dan prasarana pendukung dibidang pendidikan yang lebih berkualitas. Sehingga harapan tersebut tidak sebatas ucapan semata, melainkan bentuk dari keseriusan dari seorang walikota," ucapnya lagi.
Tambahnya lagi, dikalangan mahasiswa sendiri yang berasal dari kota Subulussalam yang tersebar di seluruh Indonesia, saat ini masih sangat membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah daerah, baik secara moril dan materil. "Contohnya saja tentang kebutuhan pokok mahasiswa seperti pengadaan asrama yang belum dianggarkan, yang seharusnya ini mendapat perhatian Walikota, bukan malah mengadakan pergantian mobil dinas," katanya lagi.
Selain itu ia juga menyayangkan bahwa keluhan pemerintah Kota Subulussalam di 2 tahun terakhir ini, dimana devisit anggaran menjadi momok dihampir seluruh Instansi pemerintahan kota. (JP)