Dari aspek sumber daya, Indonesia memiliki nilai ekonomi optimal dari ekosistem karbon biru dan memerlukan sumber daya yang sesuai untuk mendukung optimalisasi karbon biru tersebut.
"Kita membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembiayaan berkelanjutan yang bisa menjadi pemicu investasi karbon biru dalam upaya mitigasi perubahan iklim, dan tentunya sumber daya ekosistem karbon biru itu harus sehat dan memiliki lingkungan pendukung yang baik," terang Sri.
Baca Juga:
Arif Angga: Prabowo-Gibran Punya Roadmap Program Pemerintahan hingga Indonesia 2045
Selanjutnya, dari sisi koordinasi, Sri mengungkap bahwa aspek koordinasi sangat fundamental untuk memaksimalkan potensi karbon biru saat ini.
Konsep dan pekerjaan tentang karbon biru dimiliki oleh berbagai kementerian dan lembaga di Indonesia, baik di pusat maupun daerah, sehingga sinkronisasi dan koordinasi menjadi modal yang sangat berarti untuk optimalisasi karbon biru.
"Hal ini bisa kita dapatkan melalui implementasi Indonesia Blue Carbon Strategic Framework," ucap Sri.
Baca Juga:
KPU Cari Moderator Debat Capres-Cawapres Pada Pemilu 2024
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung kebutuhan optimalisasi karbon biru di Indonesia, Bappenas bersama ICCTF dengan pendanaan AFD akan melaksanakan proyek pengelolaan ekosistem karbon biru dalam kebijakan keanekaragaman hayati dan iklim Indonesia.
Proyek itu diharapkan bisa mendukung pencapaian target Enhance NDC dan implementasi Indonesia Blue Carbon Strategic Framework sebagai upaya untuk mengarusutamakan berbagai inisiatif karbon biru di Indonesia ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2045.[zbr]