WahanaNews.co.id | Arca Agung Maha Patih Gajah Mada di Wisata Desa Bumi Mulyo Jati Mojopahit, Mojokerto menjadi patung Gajah Mada tertinggi di Indonesia. Tetapi, patung Mahapatih Majapahit itu dikritik.
Pemerhati Sejarah Majapahit,Iwan Abdillah, menilai patung setinggi 17 meter yang diresmikan Raja Ida Tjokorda Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan pada 8 Desember 2019 itu belum menggambarkan sosok Gajah Mada.
Baca Juga:
Kapolsek di Mojokerto Ditemukan Meninggal, Diduga Gantung Diri
Patung dengan memiliki relief Sumpah Palapa, kolam ikan, dan aquarium itu disebut tidak menggambarkan sosok Mahapatih Majapahit yang tegas dan berwibawa seperti yang dikenal masyarakat selama ini.
Patung Gajah Mada itu memiliki mata dan bibir lebar, serta mahkota di kepalanya. Tangan kanannya terlipat ke dada dengan mengagungkan jempol dan tangan kirinya memegang gada.
"Saya kurang cocok dengan patung itu karena belum bisa menggambarkan Gajah Mada," kata Iwan seperti dilansir detikcom.
Baca Juga:
Pencegahan KDRT Melalui Pendampingan Stake Holder di Desa Dilem
Iwan juga menilai patung Gajah Mada setinggi 17 meter itu kurang estetis. Padahal, kata Iwan, tidak susah untuk mencari tahu tentang sosok Gajah Mada.
Senada, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, juga menilai patung Gajah Mada itu kurang sip. Kendati belum ada yang mengetahui secara benar fisik Gajah Mada, namun ia menyarankan agar patung Gajah Mada dibuat seindah mungkin.
"Jadi, kalau ada yang mau menggambarkan sosok Gajah Mada dalam bentuk patung, sah-sah saja, tapi sebaiknya dibuat dalam bentuk karya seni yang indah," kata dia.
"Kalau sifatnya rekonstruksi maupun interpretasi dia penggambarannya tidak natural, benar-benar seperti kartun. Misalnya kalau mau membuat, seperti Wisnu Garuda di Bali yang dibuat sangat indah dan natural. Terkait nanti penggambarannya masih interpretatif, tapi itu menjadi karya seni yang indah. Itu kalau saya melihatnya dari karya seni," kata dia.
Pemilik Wisata Desa Bumi Mulyo Jati Mojopahit, Mulyono, menuturkan patung Gajah Mada dibangun selama tujuh tahun, yakni 2012-2018. Ia mengakui patung tersebut dibangun oleh tukang las dan tukang bangunan biasa.
Model untuk membangun patung setinggi 17 meter itu ia dapatkan saat ritual di makam Dewi Andongsari di puncak bukit Gunung, Desa Sendangrejo, Ngimbang, Lamongan. Andongsari dipercaya sebagai ibu Gajah Mada. Saat ritual itulah, menurutnya tiba-tiba muncul patung yang wujudnya seperti di halaman wisata desa sekarang.
"Saya mendirikan ini (patung Gajah Mada) menjadi kontroversi, wujudnya Gajah Mada bagaimana, di Mojokerto versinya banyak, ada 14 versi termasuk karya Yamin. Akhirnya saya mengambil garis tengah, ini namanya Gajah Mada primitif. Jadi, biar tidak timbul kontroversi," kata dia.
Meski demikian, patung Gajah Mada tersebut membuat Mulyono mendapat penghargaan dari MURI pada 11 April 2021. Yakni atas rekor Pemrakarsa Pembuatan Patung Gajah Mada Tertinggi di Indonesia. [JP]