WahanaNews.co.id | Presiden Jokowi menyebut banyak warga yang bertanya-tanya mengenai strategi lapangan terkait penanganan Covid-19 yang berubah-ubah. Presiden menjelaskan penanganan selalu disesuaikan dengan perkembangan virus Corona yang terus bermutasi.
"Banyak yang bertanya ini kok pemerintah ini kayak bingung, berubah-ubah. La wong penyakitnya, virusnya, juga berubah-ubah kok. Bermutasi, berubah-ubah. Kalau strategi kita tetap, ya ditinggal sama virusnya kita," kata Jokowi melansir detikcom, Jumat (3/12/2021).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Selama kurang-lebih 1,5 tahun, strategi penanganan Covid-19 di Indonesia berubah-ubah, mulai PSBB, PPKM mikro, PPKM darurat, hingga PPKM level 1-4. Jokowi mengatakan penyesuaian kebijakan itu berdasarkan kondisi pandemi terkini.
"Kenapa kita berubah strategi lapangan, karena virusnya ini bermutasi, berubah-ubah. Pakai cara ini tidak bisa, pakai cara ini tidak bisa. Selalu berubah," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta agar vaksinasi terus dipercepat. Jokowi mengatakan butuh kerja keras dari semua pihak untuk menggencarkan vaksinasi.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Sampai hari ini sudah divaksin sudah 240 juta dosis. Dosis pertama 67,8 persen. Dosis kedua 46,9 persen. Masih jauh dari keinginan kita untuk masuk ke dosis 1, 2 itu sudah ke 70 persen. Ini masih butuh kerja keras," ujar Jokowi.
Jokowi menyoroti 15 provinsi yang vaksinasinya harus digencarkan. Vaksinasi di 15 provinsi itu masih di bawah 60 persen.
"Sumsel, Sumbar, NTT, Kalbar, Kalsel, Riau, Sulbar, Sulsel, Maluku Utara, Sulteng, Papua Barat, Maluku, Sultra, Aceh, Papua. Utamanya lansia," ujar Jokowi.