WahanaNews.co.id | Menarik melihat perkembangan dunia relawan di masa pemerintahan Jokowi-Ma’aruf Amin. Pada masa ini, Relawan Jokowi mulai bergerak mendukung berbagai nama Capres 2024.
Memang ada juga yang tetap bertahan seperti dulu seperti seorang yang bicara dalam diskusi FDR Jokowi.
Baca Juga:
Temui Ratusan Relawan di Pesisir Pantai Selatan Cianjur, Cagub Jeje Wiradinata Dialog dan Silaturahmi
Dia, katanya, akan tetap mengawal Jokowi dan nanti bertemu kembali seperti dulu di GBK (Gelora Bung Karno). Acara di GBK ini merupakan putaran terakhir kampanye Jokowi-JK pada Pilpres 2014 (05/07-2014).
Kelompok relawan, yang berpendapat akan bertemu dalam pertemuan besar seperti di GBK tadi, hanya bergerak pada masa kampanye. Itu setelah Jokowi ditetapkan menjadi Capres oleh partai pengusung.
Mereka lupa bahwa Jokowi sudah bekerja keras sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang membuat elektabilitasnya melambung tinggi. Menguntungkan buat Jokowi menjadi gubernur di ibukota sebagai etalase nasional dan dia juga “media darling” membuatnya menjadi pusat pemberitaan media-massa. Akibatnya, Jokowi dikenal masyarakat luas hingga ke pelosok-pelosok.
Baca Juga:
Dikukuhkan, Relawan Smart Siap "Berdarah-darah" Berjuang Menangkan Pilkada Kota Gunungsitoli
Menjelang Pilpres, menurut survei Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi mencapai 43,5% pada akhir tahun 2013, sedang Prabowo hanya mencapai 11,1%. Elektabilitas memiliki arti ketertarikan seseorang dalam memilih (Sugiono, 2008). Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.
Orang yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas di masyarakat (Togas, 2017). Orang yang dibawa para relawan adalah orang yang sudah mengenal Jokowi dan memiliki ketertarikan untuk memilih Jokowi.
Permasalahannya tentu berbeda dengan sekarang sebagaimana pengalaman Relawan Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo belum dikenal masyarakat di kota-kota kecil luar Pulau Jawa hingga pelosok-pelosok, apalagi Ganjar bukan di DKI Jakarta seperti Jokowi dulu. Oleh karena itu, para relawan harus bekerja lebih keras untuk memperkenalkan Ganjar dan melakukan sosialisasi nama Ganjar kepada seluruh calon pemilih Indonesia.
Dulu relawan tidak mengerjakan ini, karena Jokowi sudah lebih dulu mengerjakannya dengan sangat baik. Inilah yang dikemukakan di awal tadi bahwa apabila menunggu pertemuan besar seperti dulu di GBK, maka jelaslah sudah ketinggalan kereta. Sementara Prabowo sudah jauh di depan yang dikenal masyarakat luas melalui 3 kali Pilpres, sedang Anies sudah mulai bergerak juga.
Sambil mengawal Jokowi sampai tahun 2024, Relawan Ganjar Pranowo harus bekerja keras untuk memperkenalkan dan melakukan sosialisasi nama Ganjar Pranowo.
Pekerjaan ini harus dilakukan untuk menaikkan elektabilitas Ganjar Pranowo. Kedua pekerjaan tadi, yaitu: mengawal Jokowi sampai akhir hingga bertemu dengan penggantinya nanti yang terpilih melalui Pilpres 2024. Relawan tidak berhenti pada Jokowi, tetapi harus sampai kepada Penerus Jokowi (Edward Simanungkalit, Sekjen Patriot Ganjar Pranowo). [JP]