WahanaNews.co.id | Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas akibat gempa Turki bertambah menjadi empat orang.
Retno berkata para korban tersebut sedang dalam penanganan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara.
Baca Juga:
539 WNI Terlibat dalam Sindikat Judi Online Ilegal di Filipina
"Empat. Jadi, ibu-anak, lalu yang baru-baru ini, yang beberapa hari lalu ditemukan, ada dua orang. Jadi, sekarang total WNI yang meninggal dunia akibat gempa ada empat," kata Retno di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/2).
Pemerintah, kata Retno, telah menghubungi keluarga masing-masing korban. Pemerintah menyampaikan duka cita kepada keluarga korban.
Selain itu, pemerintah mengurus jenazah WNI korban gempa Turki. Mereka akan mengurus jenazah sesuai dengan permintaan keluarga.
Baca Juga:
Pemerintah Himbau WNI Tidak Lakukan Perjalanan ke Timur Tengah
"Wish-nya (permintaan) keluarga akan seperti apa itu akan kita tangani," ujarnya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari. Total korban jiwa hingga saat ini mencapai 46 ribu orang. Hingga akhir pekan kemarin, ada dua orang WNI yang meninggal dunia akibat gempa Turki.
Data dari KBRI Ankara memaparkan empat WNI yang menjadi korban tewas akibat gempa itu terdiri dari seorang ibu bernama Nia Marlinda dan anaknya di Kahramanmaras.
Nia, anaknya, dan suaminya yang berkewarganegaraan Turki ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan bangunan tempat tinggal mereka.
Karena anak mendiang Nia belum berusia 18 tahun, maka secara otomatis dia memiliki kewarganegaraan Indonesia.
Sementara itu, dua WNI lainnya yang meninggal dunia yakni atas nama Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali. Keduanya ditemukan di reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir (17/2).[zbr/CNN]