WahanaNews.co.id | Menteri Dalam Negeri Ukraina memajang drone KUB-BLA milik Rusia rusak di sebuah jalan. Tampaknya, drone itu berhasil ditembak jatuh oleh tentara Ukraina sebelum melancarkan aksinya.
Seperti diketahui, Ukraina kabarnya mendapat bantuan drone bunuh diri canggih dari Amerika Serikat untuk menghadapi Rusia, yaitu Switchblade. Namun rupanya, Rusia dilaporkan lebih dulu menyerang dengan drone sejenis.
Baca Juga:
Eks Marinir RI Raup Ratusan Juta di Militer Rusia, Pakar: Ini Bahayakan Keamanan Negara
Melansir detikcom, Drone Rusia yang diperkenalkan pertama kali di tahun 2019 ini bentang sayapnya 1,2 meter dan diterbangkan dengan launcher portabel. Ia dapat terbang sampai 30 menit dengan top speed 130 km per jam.
Drone buatan perusahaan Rusia bernama ZALA Aero ini punya kecerdasan buatan untuk menentukan sasaran dan menghancurkannya. Ia akan menubrukkan diri ke target dan meledakkan bom seberat 3 kilogram.
Perusahaan pembuatnya itu mengklaim drone ini punya sistem deteksi pintar dan dapat mengenali obyek secara real time. Pengoperasian drone semacam ini menimbulkan kekhawatiran akan makin bangkitnya senjata berbasis kecerdasan buatan yang bisa sangat berbahaya di masa mendatang.
Baca Juga:
Perundingan Damai Rusia-Ukraina di Turki, Putin Dipastikan Absen
"Kita akan melihat lebih banyak lagi senjata mematikan otonom semacam drone itu kecuali lebih banyak negara barat mulai melarangnya," kata profesor Max Tegmark dari MIT.
Dia sudah lama menentang dikembangkannya senjata otonom semacam itu. Namun demikian, menurut pakar teknologi militer Michael Horowitz, sebenarnya drone semacam itu belum sepenuhnya otonom dan masih memerlukan campur tangan manusia
"Perusahaan yang memproduksi drone itu membicarakan fitur otonomnya, namun seringkali masih melibatkan operator manusia untuk manuvernya dan memperbaiki jalurnya, bukan seperti yang dibayangkan oleh komunitas internasional," kata dia. [JP]