WahanaNews.co.id | Drama pembelian Twitter oleh Elon Musk terus berlanjut. Setelah Musk mengumumkan akan menangguhkan proses akuisisi karena masalah akun palsu dan bot, Twitter kukuh ingin menyelesaikannya.
Hal ini terungkap dari pernyataan resmi dewan direksi Twitter yang diberikan kepada CNN Business. Pernyataan tersebut menekankan ketentuan perjanjian akuisisi, dan sepertinya Twitter siap 'memaksa' Musk untuk menyelesaikan proses transaksi.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
"Direksi dan Mr. Musk menyetujui transaksi dengan harga USD 54,20 per saham. Kami percaya perjanjian ini adalah untuk kepentingan terbaik semua pemegang saham," kata dewan direksi Twitter dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Gizmodo, Kamis (19/5/2022).
"Kami berniat untuk menyelesaikan transaksi dan menegakkan perjanjian merger," sambungnya.
Seperti ditekankan oleh CNN Business, pernyataan Twitter tersebut mengindikasikan mereka siap menggugat Musk untuk memaksanya menyelesaikan pembelian. Jika Musk memutuskan membatalkan perjanjian, ia harus membayar biaya pembatalan sebesar USD 1 miliar.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Beberapa hari yang lalu, Musk mengatakan perjanjiannya untuk membeli Twitter tidak dapat dilanjutkan sampai perusahaan media sosial itu membuktikan bahwa akun palsu dan bot yang ada di platform-nya benar-benar kurang dari 5% jumlah pengguna.
Twitter merespons ancaman Musk dengan merilis proxy statement pada hari yang sama. Proxy statement tersebut menunjukkan bahwa Musk tidak berusaha untuk mencari informasi tentang masalah bot di Twitter.
"Mr. Musk tidak meminta untuk memasuki perjanjian kerahasiaan atau mencari informasi non-publik apapun dari Twitter tentang Twitter," tulis pernyataan tersebut.
Pernyataan ini menambah masalah baru dalam hubungan Musk dan Twitter yang kian rumit. Bahkan banyak analis yang mempertanyakan apakah CEO SpaceX dan Tesla itu masih berniat membeli Twitter.
Beberapa analis meyakini bahwa Musk hanya menggunakan isu akun palsu dan bot sebagai alasan untuk membatalkan perjanjian ini atau untuk mendapatkan penawaran yang lebih rendah dari USD 44 miliar yang disepakati di awal. [JP]