WahanaNews.co.id | Negara-negara barat benar-benar harus berhenti mengimpor komoditas energi di Rusia. Oleg Ustenko, Penasihat Ekonomi Utama Presiden Ukraina menyebut transaksi komoditas energi itu adalah uang berdarah.
Pasalnya dengan uang perdagangan komoditas energi itu bisa membantu Rusia membiayai invasinya ke Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Siapa pun yang membeli minyak dan gas ini, mereka ikut bertanggung jawab untuk membiayai tindakan agresif militer Rusia saat ini," kata Ustenko dilansir detikcom dari CNBC, Selasa (8/3/2022).
Bagi Ustenko dan negaranya, sangat penting untuk memotong penerimaan Rusia dari transaksi komoditas energi. Bila impor minyak dan gas berkurang, bahkan tidak dilakukan lagi, Rusia tidak lagi mendapatkan penerimaan uang berdarah untuk menginvasi negaranya. Itu akan menjadi pukulan keras bagi Rusia.
"Jadi bagi kami, sangat penting untuk memotong mereka dari penerimaan uang berdarah ini. Dan kami percaya bahwa dengan melakukan ini, kami akan benar-benar dapat memukul Rusia dengan sangat keras," ungkap Ustenko.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Jika embargo ini diterapkan, maka kita bisa sangat yakin bahwa mereka tidak memiliki kekuatan ekonomi," tegasnya.
Ustenko melukiskan gambaran kemanusiaan dan ekonomi yang menantang. Sementara dia mengatakan pemerintah Ukraina telah melanjutkan kewajiban sosialnya, seperti membayar gaji guru misalnya.
Ustenko mengatakan perkiraan awal menunjukkan negara itu telah menderita kerusakan sekitar US$ 100 miliar atau mencapai Rp 1.430 triliun. [JP]