WahanaNews.co.id | Para pimpinan Uni Eropa telah menyetujui rencana penghentian impor minyak Rusia. Uni Eropa sudah memutuskan untuk menghentikan dua pertiga impor minyak Rusia dari kebutuhan.
President of the European Council Charles Michel mengungkapkan jika kesepakatan ini bertujuan untuk memutus sumber uang yang bisa digunakan Rusia untuk perang.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Ini merupakan salah satu bagian dari sanksi yang sebelumnya telah diberikan negara lain di Brussels dan disetujui oleh 27 negara anggota.
Selanjutnya dia menyampaikan jika Uni Eropa telah menyetujui sanksi yang menargetkan bank terbesar Rusia seperti Sberbank dan tiga lembaga penyiaran milik pemerintah Rusia. Atas keputusan ini, negara anggota Uni Eropa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menemukan kesepakatan.
"Keputusan ini kecuali untuk minyak yang dikirimkan melalui pipa ke negara Uni Eropa," jelas dia dilansir detikcom, Selasa (31/5/2022).
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
President of the European Commission Ursula von der Leyen mengungkapkan jika sanksi kemungkinan akan lebih besar untuk Rusia. Hal ini karena Jerman dan Polandia sudah lebih dulu mengurangi impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.
Larangan impor minyak Rusia sebelumnya diusulkan oleh Komisi Eropa atas respons invasi Rusia ke Ukraina. Namun banyak negara anggota yang komplain dengan langkah tersebut. Seperti Slovakia dan Republik Ceko karena benar-benar ketergantungan minyak Rusia.
Apalagi biaya hidup yang terus melambung dinilai membuat masyarakat semakin berat dan turut menekan perekonomian di negara tersebut.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengungkapkan Komisi Eropa saat ini gagal bernegosiasi dengan negara anggota terkait pelarangan impor minyak Rusia. "Ini adalah masalah serius, kita butuh solusi," jelasnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak negara Uni Eropa untuk menghentikan kericuhan internal keanggotaan mereka. [JP]