Thomas DiNapoli, pengawas dana pensiun umum negara bagian New York pun telah menulis surat kepada perusahaan untuk mendesak mereka untuk meninjau bisnis mereka di Rusia.
"Anda menghadapi hukum, kepatuhan, operasional, hak asasi manusia dan personel yang signifikan dan berkembang, dan risiko reputasi," tulis surat tersebut.
Baca Juga:
McDonald's Malaysia Gugat BDS Movement Rp20 Miliar atas Seruan Boikot Pro-Israel
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Kevin Johnson, bos Starbucks, menggambarkan serangan di Ukraina sebagai tidak beralasan dan tdak adil. Namun, sebagian besar gerainya di Rusia tetap buka.
Diketahui gerai Starbucks di Rusia sebagian besar adalah waralaba yang dijalankan oleh Alshaya Group yang berbasis di Kuwait. [JP]