Penelitian ini belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review. Brande mengatakan temuan itu telah diserahkan ke The Astronomical Journal.
Para ilmuwan mempelajari planet ekstrasurya dengan mengamatinya saat mereka lewat di depan, atau transit di bintang induknya. Mengukur spektrum cahaya yang bersinar melalui atmosfer planet ekstrasurya selama transit dapat mengungkapkan keberadaan uap air atau tanda kimia lainnya, seperti metana atau karbon dioksida.
Baca Juga:
Pisah Sambut Kajari Samosir: Estafet Kepemimpinan di Bumi Ulos
Dalam hal ini, ukuran TOI-674 b menjadikannya target yang ideal. Setiap kali exoplanet melintas di depan bintangnya, ia memblokir 1,3% cahaya bintang.
Brande dan rekan-rekannya mengamati atmosfer TOI-674 b menggunakan instrumen Teleskop Luar Angkasa Hubble. Mereka menggabungkan pengamatan dengan data dari Satelit Survei Transit Exoplanet NASA, yang diluncurkan pada 2018, dan Teleskop Luar Angkasa Spitzer milik NASA, yang dinonaktifkan Januari lalu setelah melakukan misi selama 16 tahun.
Untuk diketahui, Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA yang baru diluncurkan akan dapat mempelajari atmosfer exoplanet secara lebih rinci jika nanti telah resmi online akhir tahun ini. [JP]