Di Irak, aparat kini rajin menyisir bantaran Sungai Adhaim sebagai reaksi atas serangan pada Jumat malam. "Kami sudah berpatroli selama empat hari di daerah ini," kata Kapten Azhal a-Juburi, perwira sebuah satuan reaksi cepat di kepolisian federal Irak.
"Kami belum mengalami konfrontasi langsung, tapi kami sudah menangkap beberapa tersangka teroris." Peristiwa itu merupakan "kali pertama mereka menyerang kami secara langsung," imbuhnya.
Baca Juga:
Misi Sulit Timnas Indonesia: Taklukkan Irak dan Jaga Asa Lolos ke Piala Dunia
Apapun penilaiannya, serangan terhadap barak militer Irak menggarisbawahi betapa Islamic State "berusaha memobilisasi pasukan dan aktivitasnya di Irak," kata analis keamanan Imad Allou.
Sebuah laporan PBB tahun lalu memperkirakan sekitar 10.000 gerilayawan ISIS masih memanggul senjata di Irak dan Suriah. Kebanyakan bersembunyi di kawasan otonomi Kurdi di utara.
Di Irak, ISIS tidak hanya aktif di utara, tetapi juga rajin membidik target jauh seperti serangan bom di kantung penganut Syiah, Sadr City, Juli silam, yang menewaskan belasan orang.
Baca Juga:
Pasca Jatuhnya Rezim Assad, Irak Tutup Perbatasan Dengan Suriah
Perang melawan ISIS menjadi lebih sulit sejak AS mencabut dukungan dari koalisi antiteror internasional. Mandat tersebut melibatkan 2.500 serdadu, termasuk satuan tempur Angkatan Udara yang memberikan dukungan langit bagi operasi melawan Islamic State. [JP]