Suku ini mengenal tiga konsep dunia yaitu, amat ow capinmi yang berarti alam kehidupan sekarang, dampu ow capinmi yang artinya alam persinggahan roh yang sudah meninggal, dan safar yang berarti surga.
Menyebar di Pesisir Laut Arafuru hingga Jayawijaya
Baca Juga:
Derap Pembangunan 23 Tahun Otonomi Khusus di Papua, Refleksi dan Capaian di Papua Barat Daya
Masyarakat suku Asmat menyebar dari pesisir pantai laut arafuru hingga pegunungan Jayawijaya.
Secara keseluruhan mereka menempati wilayah kabupaten Asmat yang punya kurang lebih 7 kecamatan.
Walau nampaknya dekat, namun jarak antar kampung dan kampung dengan kota kecamatan sangat jauh, bahkan perjalanannya dapat memakan 1 hingga 2 hari dengan berjalan kaki.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Hal ini terjadi karena kendaraan tak bisa masuk ke wilayah Asmat yang berawa-rawa dan hanya bisa dilewati dengan perahu atau berjalan kaki.
Suku Asmat dikenal sebagai pengukur yang handal dan menjadikan nama Asmat mendunia hingga saat ini.
Selan seni ukir, salah satu tradisi Suku Asmat yang menarik untuk disimak adalah keberadaan rumah bijang atau biasa disebut jew.