Andriy Biletsky, pendiri Azov yang berusia 42 tahun, adalah lulusan ilmu sejarah Universitas Nasional Kharkiv dan aktif di kancah sayap kanan Ukraina selama bertahun-tahun. Pada musim panas 2014, pasukan kecil Azov berpartisipasi dalam merebut kembali Mariupol dari separatis pro-Rusia. Dia telah beroperasi sebagai resimen sejak musim gugur 2014 dan menurut laporan media, sudah memiliki sekitar 1.000 pejuang sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Pemerintah Ukraina memutuskan untuk memasukkan kelompok ultranasionalis itu ke dalam struktur negara pada tahun 2014.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Pada 2015 dan 2016, sebuah gerakan muncul membentuk sayap politik Azov. Biletsky mengundurkan diri sebagai komandan. Dan bersama mantan pejuang ia membentuk Partai Korps Nasional. Biletsky memang memasuki parlemen melalui mandat langsung, tetapi tidak terpilih kembali pada pemilu 2019. Saat ini dia dilaporkan ikut bertempur di garis depan dekat Kyiv.
Kontak dengan gerakan sayap kanan
Pada 2019, ada upaya Kongres AS untuk menetapkan resimen itu sebagai "organisasi teroris", tetapi gagal. Namun demikian, selama bertahun-tahun, Azov telah mempertahankan kontak dengan gerakan sayap kanan di luar negeri, termasuk di Jerman, menurut jawaban pemerintah Jerman atas pertanyaan yang terkait dengan masalah ini yang dilayangkan kelompok parlemen Partai Kiri.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
"Biasanya, kami menganggap ekstremisme sayap kanan berbahaya, sesuatu yang bisa mengarah pada perang," kata Umland. Namun di Ukraina, sebaliknya, katanya. Perang telah menyebabkan kebangkitan dan transformasi persahabatan marjinal menjadi gerakan politik. Namun, pengaruh mereka di masyarakat terlalu dibesar-besarkan, katanya. Bagi kebanyakan orang Ukraina, mereka adalah pejuang yang melawan agresor yang sombong. [JP]