Diwawancarai Manajer Benteng Portugis Puji Karyanto mengatakan terkait dengan sosok gadis blesteran di sekitar Benteng Portugis hanya sebuah mitos saja. Karena kata dia berdasarkan penelitian dari pencatatan sipil tidak ditemukan adanya warga setempat yang memiliki keturunan dengan bangsa Portugis.
"Jadi ditemukan mungkin atau menikah dengan pribumi di sini, sampai detik ini sudah dilakukan penelitian namun tidak menemukan hal tersebut. Jadi itu sebatas mitos atau orang-orang mengira harus ada keturunannya karena orang Portugis pernah di sini," terang Puji kepada detikcom ditemui di Benteng Portugis Jepara siang tadi.
Baca Juga:
Pengamat Sebut PDIP Kalah di Jateng Karena Faktor Jokowi dan Prabowo
Dia mengatakan Bangsa Portugis di wilayah Banyumanis hanya sekitar 10 tahun saja. Menurutnya pembangunan Benteng Portugis juga berkat kerja sama dengan Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1632.
"Bangsa Portugis di sini itu memang sangat singkat sekali ya, jadi membantu Benteng Portugis itu kan terbentuk kerjasama pada tahun 1632 itu, kan kerja sama dengan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung dengan Bangsa Portugis untuk membantu di benteng," ungkap dia.
"Jadilah dibangun benteng ini pada tahun 1632 itu. Lha dia membantu di sini dalam kurun waktu 10 tahun, dia meninggalkan benteng yang ada di bukit itu pada 1642, jadi pas 10 tahun," sambung Puji.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Puji mengatakan Bangsa Portugis meninggalkan Jepara karena markasnya di Selat Maluku direbut oleh Belanda. "Kenapa meninggalkan benteng itu, karena markas mereka atau kantor yang ada di Selat Malaka atau di Maluku sana diserang dikuasi oleh Belanda. Kita rentetan ada nggak keturunan bangsa Portugis di sini. Kalau secara umum berdasarkan data kependudukan desa di sini atau desa tetangga itu tidak ditemukan," ucapnya.
Puji menambahkan Benteng Portugis ini berfungsi untuk mengawasi kapal Belanda yang melintas di laut sekitar Benteng Portugis. Begitu ada kapal Belanda yang melintas maka akan ditembaki oleh pasukan Portugis.
"Benteng itu sebenarnya di atas itu ya. Fungsi benteng itu ditempatkan di atas bukit, karena persenjataan dulu untuk menghalau kapal Belanda kan senjatanya kan meriam itu ya. Jadi dulu kono jarak tembak 3 sampai 4 kilo sehingga tepat sekali untuk menghalau kapal-kapal Belanda yang melintas di sini. Jadi fungsinya seperti itu," ungkap Puji.