"Penelitian kami menyimpulkan, angin matahari menciptakan air di permukaan butiran debu kecil. Air yang isotopnya lebih ringan itulah yang kemungkinan melengkapi sumber air lain di Bumi," imbuhnya.
Sampel Butiran Mineral dari Asteroid
Bland menjelaskan, ia dan dan tim peneliti mendapat temuan tersebut dari analisis terhadap butiran mineral olivine dari Itokawa. Itokawa merupakan asteroid tipe S yang berada di dekat Bumi. Sampel butiran terebut dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Hayabusa JAXA yang kembali ke Bumi pada 2010.
Baca Juga:
Pisah Sambut Kajari Samosir: Estafet Kepemimpinan di Bumi Ulos
Mengeker Partikel Debu
Sampel butiran mineral dari asteroid Itokawa tersebut lalu diteliti menggunakan menggunakan atom probe tomography (APT). Teknik mikro dan nano-karakterisasi ini dapat digunakan untuk memvisualisasi dan mengetahui struktur mikro bahan pada tingkat atom.
"Sistem atom probe tomography kelas dunia inilah yang memungkinkan kami melihat dengan sangat detail apa isi butiran debu Itokawa di kedalaman 50 nm dan permukaannya. Butiran ini rupanya mengandung cukup air, yang jika diskalakan, setara dengan 20 liter per meter kubik batu," kata Bland.
Peneliti dari Department of Earth, Atmospheric, and Planetary Sciences, Purdue University Professor Michelle Thompson mengatakan, pengukuran tersebut tidak akan mungkin tanpa bantuan teknologi canggih tersebut.
Baca Juga:
Pesawat Antariksa China dalam Perjalanan Pulang ke Bumi, Bawa Sampel Sisi Jauh Bulan
"Teknologi ini memberikan pengetahuan yang luar biasa tentang betapa partikel debu halus yang mengambang di ruang angkasa bisa membantu kami menyeimbangkan ilmu tentang komposisi isotop di air Bumi, serta memberi kami petunjuk baru yang membantu pemecahan misteri asal-usul air," kata Thompson.
Menyulap Air dari Debu untuk Astronot
Peneliti Luke Daly mengatakan, temuan ini tidak hanya memberikan pengetahuan luar biasa mengenai asal-usul air di Bumi, tetapi juga membantu misi ruang angkasa di masa depan.