Dengan adanya kampus teknologi tersebut, masyarakat Indonesia yang ingin kuliah teknologi tak perlu ke luar negeri, tetapi cukup ke Bali saja. Termasuk masyarakat di luar negeri yang ingin berkuliah di MIT dan Tsinghua bisa kuliah sambil berwisata ke Bali.
"Itu akan menjadi wisata pendidikan, termasuk juga mahasiswa dari negara lain yang tadinya kuliah ke China ke Tsinghua atau ke MIT, itu enggak perlu lagi. Sambil berwisata bisa kuliah ke Bali. Ini adalah pariwisata pendidikan. Jadi kita akan punya pariwisata kesehatan, pariwisata pendidikan, pariwisata olahraga," ungkap Koster.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Karena itu, target mahasiswa dari kampus teknologi yang akan dibangun oleh MIT dan Tsinghua University bukan berasal dari Bali. Meski demikian, warga Bali tetap bisa berkuliah di tempat tersebut.
"Jadi target marketnya bukan kita di sini. Tapi kalau ada orang kita (di Bali) yang punya kemampuan dulunya melanjutkan kuliah ke Amerika atau ke negara mana yang bermutu, khusus di bidang teknologi, yang tadinya ke luar negeri, sekarang enggak perlu, ada di sini," terang Koster.
Meski telah memberikan izin, Koster tak membeberkan kapan kampus tersebut mulai dibangun dan siap untuk menerima mahasiswa. Ia hanya berharap pembangunan kampus tersebut dapat memacu kualitas pendidikan di Pulau Dewata.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Saya kira ini akan menjadi data tarik orang luar Bali datang ke Bali mengikuti kuliah, itu kan devisa buat kita. Ini bagus untuk memacu pendidikan kita di Bali semakin berkualitas," ujar Koster. [JP]