Sementara itu, kualitas udara Di China terus meningkat. Laporan IQAir 2021 menyebutkan lebih dari separuh kota di China memiliki tingkat polusi udara lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Polusi udara di Beijing juga tercatat mengalami penurunan pada 2021. Peningkatan kualitas udara di Beijing ditengarai karena adanya pengendalian emisi serta pengurangan kegiatan pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri emisi tinggi lainnya.
Baca Juga:
Peneliti Sebut Kemiskinan dan Polusi Punya Dampak Buruk Buat Otak
Sementara itu, sejumlah negara di Asia Tengah dan Asia Selatan memiliki beberapa kualitas udara terburuk di dunia pada tahun 2021. Negara-negara tersebut juga memiliki 4.650 kota paling tercemar di dunia.
Di sisi lain, kota paling aman dari polusi udara yang ditetapkan WHO yaitu Zhezqazghan dan Chu (Kazakhstan).
Manajer Kampanye Greenpeace India Avinash Chanchal menegaskan, laporan ini merupakan peringatan bagi masyarakat. Ia menyebutkan, polusi udara terjadi karena adanya pembakaran bahan bakar termasuk batu bara, minyak dan gas fosil, pembangunan yang tidak berkelanjutan, serta kegiatan pertanian.
Baca Juga:
Jadi Solusi Masalah Krisis Iklim Global, Apa Itu Mikroalga?
Untuk mengatasi krisis ini, menurutnya perlu ada pengembangan energi terbarukan, sumber daya, serta transportasi umum yang bersih dan mudah diakses.
"Jika polusi kualitas udara terpecahkan maka solusi krisis iklim juga dapat terpecahkan. Menghirup udara bersih harus menjadi hak asasi manusia, bukan hak istimewa," kata Avinash. [JP]