Undang-Undang Dasar Israel mendefinisikan negara itu sebagai negara-bangsa dari orang-orang Yahudi. Setiap orang Yahudi di dunia memiliki hak di bawah hukum Israel untuk berimigrasi ke sana dan menjadi warga negara.
Dalam wawancara itu, Trump mengatakan bahwa ketika ia dibesarkan di New York City, ayahnya; Fred—seorang pengembang real estate sangat dekat dengan banyak orang Yahudi.
Baca Juga:
Donald Trump Sebut Ingin Gantikan Paus Fransiskus
"Banyak teman Yahudi, cinta besar Israel, yang telah hilang selama bertahun-tahun untuk orang-orang di Amerika Serikat," kata Trump.
"Saya harus jujur, ini adalah hal yang sangat berbahaya yang terjadi," imbuh dia.
“Dulu Israel memiliki kekuasaan mutlak atas Kongres, dan hari ini saya pikir justru sebaliknya.”
Baca Juga:
Evaluasi 100 Hari Trump: Kepuasan Publik Anjlok ke 39 Persen
"Dan saya pikir [mantan Presiden Barack] Obama dan [Joe] Biden melakukan itu," imbuh dia.
"Namun dalam pemilihan [presiden], mereka masih mendapatkan banyak suara dari orang-orang Yahudi. Yang memberitahu Anda bahwa orang-orang Yahudi, dan saya sudah mengatakan ini sejak lama, orang-orang Yahudi di Amerika Serikat tidak menyukai Israel atau tidak peduli dengan Israel."
“Maksud saya, Anda melihat The New York Times. The New York Times membenci Israel. Benci mereka. Dan mereka adalah orang-orang Yahudi yang menjalankan The New York Times, maksud saya keluarga Sulzberger," kata Trump kepada Ravid, merujuk pada keluarga yang telah mengoperasikan surat kabar itu selama lebih dari satu abad.