“Jadi, ramah lansia itu harus diingatkan kepada Pemerintah Arab Saudi bahwa Anda harus menyiapkan banyak pusat kesehatan, posko kedaruratan, dan mempersiapkan yang terbaik untuk para lansia, termasuk misalnya strategi lansia itu datang terakhir lalu pulang lebih dulu,” katanya.
Ia memberi catatan kepada panitia haji Indonesia yang tidak bekerja profesional. Menurut dia, pemerintah harus mengevaluasi kinerja panitia haji sehingga jika ada yang tidak bekerja profesional, maka tidak perlu dipekerjakan lagi ke depan.
Baca Juga:
Laporan Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024 Bakal Didalami KPK
“Yang tidak profesional, dicoret, jangan diajak. Lalu yang profesional itu ditempatkan pada posisi yang pas,” kata Maman.
Kementerian Agama RI terkait situasi di Muzdalifah menjelaskan keterlambatan terjadi antara lain karena kemacetan di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jamaah dari Muzdalifah ke Mina.
Jalur tersebut banyak dilalui jamaah calon haji dari berbagai negara lain yang akan melempar jumrah setibanya di Mina. Dengan demikian,kepadatan pun terjadi.
Baca Juga:
Soal Pemberitaan Anggota DPR Terima Suap Haji, MKD Minta Tempo Klarifikasi
“Jalur taraddudi sejak pagi dipadati bus yang antar jemput jamaah. Di tambah banyak jamaah yang memilih berjalan kaki. Kondisi ini menghambat pergerakan bus yang akan menjemput jamaah di Muzdalifah,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Hilman Latief dalam siaran tertulisnya.
Terlepas dari situasi itu, dia memastikan panitia penyelenggara haji langsung turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan.
Alhasil, jamaah haji yang tertahan dapat diberangkatkan secara berangsur-angsur dari Muzdalifah ke Mina.