WahanaNews.co.id | Menghadapi musim penghujan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan agar Pemerintah Daerah mengintensifkan upaya penanganan, serta meningkatkan level kewaspadaan menjadi level siaga pada puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi Januari – Februari 2022.
Menanggapi fenomena tersebut, Jasa Tirta II terus meningkatkan pemantauan muka air waduk, bendung, bendungan, sungai dan lokasi-lokasi yang rawan banjir di musim penghujan ini.
Baca Juga:
La Niña di Indonesia Sejak 2024, BMKG: Cuaca Berangsur Normal di Pertengahan 2025
Sebagai antisipasi Badai La Nina Tahun 2021-2022, Jasa Tirta II mengikuti penugasan dari Pemerintah Pusat untuk menyiapkan tampungan banjir prasarana Sumber Daya Air (SDA). Pengendalian & pemantauan muka air di bendungan dan bendung dilakukan sebelum puncak musim penghujan.
Jasa Tirta II juga memiliki sistem FEWS untuk memitigasi bencana banjir dan SWOM untuk efisiensi pelaksanaan pemantauan banjir.
FEWS adalah suatu sistem peringatan dini daring yang diterapkan di wilayah kerja Jasa Tirta II untuk memperoleh informasi lebih awal mengenai kondisi di lapangan, baik di wilayah kerja bagian hulu, hilir maupun wilayah kerja bagian timur dan barat.
Baca Juga:
La Nina Kembali! BMKG Peringatkan Banjir dan Suhu Dingin di Indonesia
Sedangkan SWOM merupakan sistem operasi dan pengelolaan Sumber Daya Air yang telah menerapkan teknologi informasi, sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan.
Dua sistem yang terpadu ini memudahkan Jasa Tirta II dalam melakukan pemantauan muka air, khususnya pada kondisi banjir, dan dalam perumusan langkah - langkah antisipasi yang harus dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat.
“Saat ini (14/02) tinggi muka air Waduk Jatiluhur berada pada elevasi +93,72 mdpl, masih di bawah batas normal TMA Waduk di elevasi +107,00 mdpl.