WahanaNews.co.id | Guna meningkatkan kecepatan dan akurasi informasi peringatan dini gempa besar dan tsunami kepada masyarakat, BMKG memasang sensor gempa atau seismograf di Kawasan Candi Abang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan sejak tahun 2016, BMKG telah menyadari kondisi Indonesia yang semakin rawan bencana. Tetapi sejauh ini belum semua wilayah Indonesia memiliki peralatan dini yang canggih.
Baca Juga:
Bupati Samosir Ungkap Peluang Investasi Meningkat di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
"Pembangunan shelter dan jaringan seismograf ini diperlukan untuk merapatkan jaringan guna meningkatkan performa kecepatan dan keakuratan informasi dan peringatan dini tsunami di BMKG," kata Dwikorita, seperti dilansir derikcom, Sabtu (18/12/2021).
Pemasangan sekaligus peresmian sensor seismograf ini sekaligus menandai dimulainya instalasi 17 seismograf di seluruh wilayah Indonesia.
"Ke depannya kami akan mencoba terus berusaha dan berupaya untuk menambah sensor yang akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga dengan semakin rapatnya jaringan sensor tersebut dapat meningkatkan akurasi dan ketepatan juga akurasi perhitungan magnitudo gempa bumi," ujar Dwikorita.
Baca Juga:
Belum Difungsikan, Plafon Bangunan DISBUDPAR di Kawasan Terpadu Tambunan Lumban Pea Sudah Rusak
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memasang shelter dan jaringan seismograf di 511 titik se-Indonesia. Namun, jumlah ini belum cukup.
"Berdasarkan hasil dengan para ahli, sekurang-kurangnya kita punya (butuh) 600 jaringan seismograf di seluruh Indonesia," kata Bambang.
Sementara itu Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menyampaikan dari hasil kajian risiko bencana gempa bumi menunjukkan terdapat tiga kelas risiko bencana di Kabupaten Sleman, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.