WahanaNews.co.id | PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat kondisi keuangan Perusahaan.
Salah satu strategi yang telah dilakukan perusahaan adalah penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi II (“Obligasi”) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I (“Sukuk”) yang dibagi menjadi 2 tahap yaitu pada September 2021 dan Januari 2022 dengan total penerbitan sebesar Rp 2,83 Triliun.
Baca Juga:
Dukung Pembangunan Infrastruktur Air, Hutama Karya Hadir di World Water Forum Ke-10
Pada penerbitan Obligasi dan Sukuk ini, Perusahaan berhasil mendapatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed masing – masing sebanyak 3,9 kali pada tahap I dan 2,8 kali pada tahap II.
Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor masih tinggi terhadap perusahaan. Penerbitan ini telah mendapatkan rating idA (single A) untuk Obligasi dan idAsy (single A Syariah) untuk Sukuk Mudharabah dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan bahwa melalui penerbitan Obligasi dan Sukuk ini, Hutama Karya berhasil menurunkan tingkat rata-rata bunga pinjaman atau cost of fund eksisting.
Baca Juga:
Catat! Ini Tarif Tol Lima Puluh-Junction Indrapura
“Kami juga berhasil melakukan reprofiling pinjaman jasa konstruksi dari pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang dengan tenor maksimum 7 tahun guna memperbaiki struktur permodalan perusahaan dalam mendukung target rencana jangka menengah Pemerintah Indonesia khususnya Proyek Strategis Nasional (PSN),” terang Budi melansir laman bumn.go.id.
Lebih lanjut Budi menambahkan bahwa Hutama Karya juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dalam menyukseskan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
“Hal ini terbukti di tahun 2021 Pemerintah Republik Indonesia memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 25,2 Tn yang terealisasi dalam tiga tahap, sehingga total kumulatif PMN yang telah kami terima hingga saat ini sebesar Rp 52,3 Triliun.