WahanaNews.co.id | Rencana pemerintah Jerman memperbarui sistem pertahanan udara mendapat sambutan positif kalangan oposisi. Jerman diketahui melirik Israel, yang punya sistem Iron Dome dan sistem Arrow dan sukses menghadapi serangan ribuan roket yang ditembakkan kelompok radikal Hamas dari kawasan Palestina
"Ini adalah jawaban strategis yang patut diperhatikan atas ancaman yang kita lihat dari Rusia terhadap negara kita sendiri," kata Friedrich Merz, ketua CDU, partai oposisi terbesar, kepada wartawan awal minggu ini.
Baca Juga:
Blokade Gila Israel Bunuh 66 Anak Gaza, Dunia Internasional Bungkam
Sebelumnya Jerman sudah mengumumkan rencana untuk membeli jet tempur siluman F-35, yang juga bisa membawa bom nuklir. Namun sistem anti rudal yang mana yang akan dibeli Jerman dari Israel, belum ada keterangan rinci dari Kementerian Pertahanan.
Tidak ada satu sistem anti rudal untuk semua jenis serangan
Kalangan pengamat mengatakan, sistem Iron Dome tidak cocok untuk digunakan Jerman. Karena sistem ini khusus dirancang untuk mencegat roket jarak pendek yang ditembakkan oleh Hamas atau kelompok radikal lainnya di perbatasan negara.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Jadi Jerman akan fokus pada sistem Arrow, yang sekarang ada dalam generasi ketiga dan generasi keempat sedang dalam pengembangan. Arrow dirancang untuk menangkal serangan rudal yang lebih canggih, yang terbang d lebih tinggi dan punya daya jangkau lebih jauh, misalnya rudal dari Iran.
Analis keamanan Andreas Flocken mengatakan kepada stasiun siaran NDR, sistem anti rudal Arrow dirancang untuk senjata jarak menengah dengan jangkauan 1.500 kilometer. Rusia memang memiliki rudal semacam itu yang ditempatkan di Kaliningrad, katanya, wilayah Rusia terletak di antara Polandia dan Lithuania, dengan jarak kurang dari 700 kilometer dari Berlin.
Tetapi sistem pertahanan rudal adalah sistem yang rumit, yang harus bisa mendeteksi dan kemudian mencegat rudal secara akurat. Karena kalau hanya satu saja rudal jarak jauh yang luput, akibatnya bisa sangat menghancurkan, terutama jika rudal tersebut dipasangi hulu ledak nuklir. Karena itu, Jerman juga harus memperbarui jaringan radarnya.