Di hadapan Wali Kota dan jajaran, Mensos menekankan pentingnya kesiagaan dan koordinasi yang baik dari unsur penanganan bencana di daerah. Hal ini bisa dilakukan dengan mengenali karakter wilayah masing-masing daerah.
Misalnya di daerah dengan tingkat kemiringan tertentu, akan meningkatkan resiko bencana terutama pada saat musim hujan seperti sekarang.
Baca Juga:
Kemensos Bangun Posko Khusus Bagi Kelompok Rentan Penyintas Lewotobi
“Kondisi di sini hampir sama dengan di Vila Nusa Indah. Daerahnya terletak di kemiringan. Kondisi seperti ini memerlukan langkah antipasi karena potensi bencana lebih besar,” katanya.
Mensos meminta warga yang tinggal di kawasan rawan bencana seperti di perbukitan, lereng tebing, dan kawasan dengan kemiringan tertentu, bisa meningkatkan kewaspadaan di saat intensitas hujan meningkat. Misalnya dengan menyiapkan shelter sementara.
“Saya minta ada edukasi terhadap masyarakat di wilayah rawan bencana. Kalau intensitas hujan meningkat seperti saat ini, mereka bisa menempati tenda atau shelter sementara yang memang sudah disiapkan. Nanti kalau bisa dipastikan ancaman bencana sudah menurun, bisa kembali ke rumah,” kata Mensos.
Baca Juga:
Dapur Umum Kemensos Layani Ribuan Pengungsi Erupsi Lewotobi
Selama warga menempati tenda atau shelter sementara, tentu saja diberikan dukungan berupa bantuan logistik dan kebutuhan hidup lainnya. Dengan cara seperti ini, diharapkan bisa mengurangi kerugian akibat materi, terutama korban jiwa.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyerahkan secara simbolik bantuan untuk korban banjir Kota Sukabumi sebesar Rp460.666.600. Jenis bantuan berupa bantuan logistik dan santunan ahli waris seorang korban meninggal dunia.
Dalam bencana banjir dan longsor di Kelurahan Jayaraksa pada Kamis (17/02) mengakibatkan seorang warga meninggal dunia. Intensitas hujan yang tinggi membuat Sungai Cisuda meluap dan menerjang sejumlah kawasan sekitarnya.