"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak yang terkait untuk semaksimal mungkin menahan diri dan berupaya menghentikan permusuhan dengan segera," tambah Haq.
Juru bicara kelompok Jihad Islam, Dawoud Shehab mengatakan, Mesir memulai upayanya menjadi juru penengah bagi gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Sementara Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Israel, KAN, pihaknya masih mengkaji usulan Mesir tersebut.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Militer Israel mengatakan, sejak Selasa (09/05) telah melancarkan serangan udara ke lebih dari 100 target di Gaza, termasuk lokasi peluncuran roket yang menewaskan tiga orang, termasuk komandan tertinggi kelompok Jihad Islam.
Serangan udara tersebut dilancarkan di saat memuncaknya ketegangan antara Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza, yang semakin memanas beberapa minggu terakhir, setelah meninggalnya petinggi Jihad Islam di dalam tahanan Israel akibat melakukan aksi mogok makan..
Setelah kematian anggota senior tersebut, militan Palestina menembakkan beberapa roket ke arah Israel selatan, yang kemudian dibalas militer Israel dengan serangan udara.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pidato televisi pada hari Rabu (10/05) mengatakan, kelompok Jihad Islam telah mendapat pukulan telak, tetapi memperingatkan kampanye "belum berakhir."
"Kami katakan kepada para teroris itu dan pihak yang mengutus mereka, kami dapat melihat kalian di manapun. Kalian tidak dapat bersembunyi, dan kami mampu menyerang kalian kapan saja," tegas Netanyahu.
Kelompok militan Jihad Islam yang didukung oleh Iran, yang lebih kecil dari kelompok militan Hamas yang mendominasi Jalur Gaza, sesumbar akan terus menembakkan roket ke Israel.