Disebutkan juga oleh Podolyak bahwa langkah semacam itu bisa menjadi bumerang dan konsesi wilayah justru akan memicu serangan Rusia yang lebih besar dan lebih berdarah.
"Perang tidak akan berhenti. Itu hanya akan memberikan jeda selama beberapa waktu. Mereka (Rusia-red) akan memulai serangan baru, bahkan lebih berdarah dan dalam skala besar," cetusnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Pasukan (Rusia-red) harus meninggalkan negara ini dan setelah itu, dimulainya kembali proses perundingan damai akan dimungkinkan," imbuhnya.
Penegasan Podolyak itu disampaikan saat Rusia terus berupaya mengepung pasukan Ukraina yang mempertahankan kota Severodonetsk di bagian timur negara itu.
Gubernur Luhansk lokasi Severodonetsk, Serhiy Haidai, melaporkan Rusia berupaya masuk dan menerobos pertahanan Rusia di Severodonetsk dari empat arah yang berbeda.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Dalam pernyataan via Telegram, Haidai menyebut upaya-upaya Rusia itu tidak berhasil, namun gempuran ke area permukiman terus berlanjut.
Ditambahkan Haidai bahwa jembatan yang menghubungkan Severodonetsk dengan kota terdekat, Lysychansk, telah dihancurkan. Haidai bahkan menyebut Rusia menggunakan taktik 'bumi hangus' dalam serangan di wilayah tersebut. "Mereka memusnahkan Severodonetsk dari muka Bumi ini," sebutnya.
Klaim-klaim dari Ukraina tersebut belum bisa diverifikasi secara independen baik oleh BBC maupun Reuters.