WahanaNews.co.id | Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan AS sedang mengejar diplomasi untuk menyelesaikan krisis yang terjadi di sekitar Ukraina. Dia memperingatkan Rusia bahwa AS siap atas apa pun ancaman yang terjadi.
"Hari ini (Senin, 31/1) di Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami memaparkan sifat penuh ancaman Rusia terhadap kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial Ukraina, serta (pada) prinsip inti tatanan internasional berbasis aturan," kata Biden di Kantor Oval seperti dilansir detikcom dari AFP Selasa (1/2/2022).
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Biden menuturkan AS terus mendesak jalan terbaik penyelesaiannya dengan cara diplomasi.
"Kami terus mendesak diplomasi sebagai jalan terbaik ke depan, tetapi dengan Rusia melanjutkan pembangunan kekuatannya di sekitar Ukraina, kami siap apa pun yang terjadi."
Sebelumnya, peringatan dilontarkan oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin, terkait ketegangan antara negaranya dengan Ukraina dalam beberapa waktu terakhir. Kelin memperingatkan akan ada pertumpahan darah dan Rusia akan merespons, jika Ukraina mengerahkan pasukan militernya ke Donbass yang rawan konflik.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Seperti dilansir media Inggris, The Sun, Senin (19/4/2021), Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas semakin meningkatnya konflik di wilayah Donbass, Ukraina bagian timur, yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Tentara Ukraina bertempur dengan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik, yang diklaim oleh Ukraina telah menewaskan 14 ribu orang sejak tahun 2014.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan puluhan ribu tentara Rusia beserta persenjataannya ke perbatasan Ukraina, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik militer.
Pengerahan ini dilakukan sekitar tujuh tahun setelah Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina, dengan memanfaatkan kelompok separatis.
Kelin dalam pernyataan terbaru menegaskan bahwa Rusia tidak menginginkan konflik militer skala besar dengan Ukraina. Namun, dia juga menekankan bahwa respons Rusia tak terhindarkan jika Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengerahkan tentara ke wilayah Donbass.
"Jika pemerintah Ukraina memutuskan untuk mengerahkan tentara ke Donbass -- untuk memicu pertumpahan darah di sana dan untuk membunuh orang-orang Rusia -- maka tentu saja kita akan merespons," cetus Kelin dalam wawancara dalam Andrew Marr Show pada televisi terkemuka Inggris, BBC.
Namun, saat ditanya jika dia menyakini Rusia dan Ukraina ada di ambang batas perang, Kelin menjawab: "Saya kira tidak demikian."
Kelin juga menekankan bahwa Rusia 'tidak memiliki niat sama sekali' untuk menjadi 'agresif' terhadap Ukraina, dan menyatakan bahwa Kremlin 'berkomitmen penuh' pada perjanjian damai Minsk yang mengatur penghentian pertempuran di Donbass. [JP]