WahanaNews.co.id | Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengungkapkan bahwa bukti-bukti yang ada menunjukkan Rusia bermaksud mengepung dan mengancam Kiev, ibu kota Ukraina, usai melancarkan serangan ke negara tetangganya itu.
Blinken juga menuduh Rusia memiliki rencana-rencana yang disinyalir akan memicu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) secara luas di Ukraina.
Baca Juga:
Vonis Penjara Suu Kyi Ditambah 3 Tahun, Menlu AS Meradang
"Semua bukti menunjukkan bahwa Rusia bermaksud untuk mengepung dan mengancam Kiev, dan kami meyakini Moskow telah mengembangkan rencana untuk memicu pelanggaran HAM secara luas dan berpotensi lebih buruk terhadap orang-orang Ukraina," ungkap Blinken seperti dilansir detikcom, Jumat (25/2/2022).
Blinken tidak menjelaskan lebih lanjut soal tindakan yang 'berpotensi lebih buruk' yang mungkin dilakukan Rusia terhadap rakyat Ukraina. Pernyataan Blinken itu disampaikan dalam rapat khusus Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) pada Kamis (24/2) waktu setempat.
"Tindakan Rusia merupakan penghinaan terhadap demokrasi, terhadap HAM, terhadap kesusilaan manusia," sebut Blinken dalam pernyataannya yang disampaikan secara virtual.
Baca Juga:
Terjadi di Bali, Menlu AS dan China Akhirnya Bicara Lagi
"Selama berbulan-bulan, Rusia terlibat dalam kepura-puraan diplomasi sambil bersikeras menyatakan mereka tidak berniat menginvasi Ukraina. Sementara itu, Kremlin mempersiapkan serangan berdarah dingin ini, yang skalanya belum pernah terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II," imbuhnya.
"Anggota organisasi ini dan seluruh komunitas internasional sekarang dengan jelas melihat pengabaian dan pelepasan sepenuhnya dari Rusia atas komitmen-komitmen yang dibuatnya kepada dunia -- dan kita tidak akan pernah melupakannya," tegas Blinken.
Diketahui bahwa baik Rusia maupun Ukraina sama-sama negara peserta OSCE.
Sebelumnya, otoritas Ukraina diketahui telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat sipil. Menlu Ukraina Dmytro Kuleba sebelumnya mengatakan dalam postingan di Twitter bahwa negaranya menghadapi "invasi skala penuh".
Pada Kamis (24/2) tengah malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa sedikitnya 137 tentara Ukraina tewas sejak invasi Rusia dimulai pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat.
Sekitar 316 tentara lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. [JP]