WahanaNews.co.id | Otoritas China membantah tuduhan yang dilontarkan Australia soal kapal Angkatan Laut miliknya menyorotkan laser ke sebuah pesawat pengintai milik Australia. Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison, sebelumnya menyebut insiden laser itu sebagai 'aksi intimidasi' oleh China.
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Senin (21/2/2022), Departemen Pertahanan Australia dalam pernyataan pada Minggu (20/2) menyatakan bahwa sebuah kapal Angkatan Laut China berlayar di dekat lepas pantai utara Australia pekan lalu dan menyorotkan laser ke sebuah pesawat pengintai Australia yang tengah mengudara.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Disebutkan Departemen Pertahanan Australia bahwa tindakan itu 'berpotensi membahayakan nyawa'.
Namun, otoritas China menyatakan tuduhan laser itu 'tidak benar' dan membela pergerakan kapal Angkatan Laut China sebagai 'navigasi normal yang sesuai dengan aturan hukum internasional yang relevan'.
"Kami mendesak Australia untuk menghormati hak sah dari kapal-kapal China di wilayah laut terkait sesuai dengan hukum internasional dan berhenti menyebarkan informasi palsu terkait China," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam konferensi pers di Beijing.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Menteri Pertahanan (Menhan) Australia, Peter Dutton, dalam komentarnya menyebut insiden laser itu 'sangat agresif'. "Saya pikir pemerintah China berharap tidak ada yang membahas soal tindakan bullying agresif ini," cetus Dutton dalam pernyataan terpisah.
Selain insiden ini, China juga dituduh menargetkan pesawat Australia dengan menggunakan laser kelas militer tahun 2019 lalu, ketika sejumlah helikopter milik Angkatan Bersenjata Australia disorot laser saat mengudara di atas Laut China Selatan.
Hubungan antara China dan Australia memburuk secara drastis dalam beberapa tahun terakhir setelah Morrison menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul virus Corona (Covid-19), yang pertama terdeteksi di kota Wuhan, China.