WahanaNews.co.id | Kota pelabuhan Mariupol di wilayah Ukraina bagian tenggara dilaporkan mengalami kehancuran hingga '90 persen' setelah dikepung pasukan Rusia selama beberapa minggu terakhir. Ratusan ribu warga masih terjebak di kota Mariupol yang hingga kini terus digempur Rusia.
"Kabar sedihnya adalah 90 persen infrastruktur di kota hancur dan 40 persennya tidak bisa dipulihkan," tutur Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko dalam konferensi pers pada Senin (4/4) seperti dilansir detikcom AFP, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
Boichenko juga menyebut bahwa sekitar 130.000 orang masih terjebak di dalam kota Mariupol yang terletak di tepi Laut Azov itu. Sebelum Rusia melancarkan invasinya pada akhir Februari lalu, kota Mariupol diketahui memiliki sekitar setengah juta penduduk.
"Tentara Rusia secara brutal menghancurkan Mariupol," sebut Boichenko. "Pengeboman tiada henti," imbuhnya, sembari melaporkan penggunaan 'banyak peluncur roket' oleh Rusia.
Menurut Boichenko, mayoritas serangan terhadap Mariupol berasal 'dari lautan' di mana 'kapal-kapal Rusia' ditempatkan.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
"Kami berencana mengevakuasi warga yang tersisa, tapi kami tidak bisa melakukannya hari ini," ujarnya.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas hambatan dan kesulitan dalam upaya evakuasi warga sipil beberapa waktu terakhir.
Kota Mariupol telah dikepung pasukan Rusia selama lebih dari sebulan terakhir. Situasi itu memaksa warga setempat yang terjebak untuk berjuang sendiri di tengah kondisi perang yang memicu kecaman internasional. [JP]