WahanaNews.co.id | Negara bagian Maharashtra di India barat mencatat 25 kematian akibat serangan panas sejak akhir Maret. Jumlah korban ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (6/5/2022), lebih banyak kematian kemungkinan terjadi di tempat lain di negara yang terik dengan suhu lebih dari 40 derajat Celcius ini.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Para ilmuwan telah menghubungkan awal musim panas yang intens dengan perubahan iklim dan mengatakan lebih dari satu miliar orang di India dan Pakistan rentan terhadap panas yang ekstrem.
Suhu panas ini diperparah dengan kemungkinan hujan diperkirakan baru terjadi bulan depan serta semakin seringnya pemadaman listrik terjadi di beberapa bagian India. Rumah tangga yang mampu membeli AC pun diprediksi akan kesulitan akibat cuaca panas ekstrem.
Banyak kematian di Maharashtra terjadi di daerah pedesaan.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
"Ini diduga kematian akibat serangan panas," kata seorang pejabat kesehatan Maharashtra, Pradeep Awate.
Panas ekstrem juga diprediksi membuat produksi gandum India, yang merupakan produsen gandum terbesar kedua di dunia, menurun.
Selain itu, perusahaan pembangkit listrik India juga menghadapi kekurangan batu bara dan pemerintah memohon kepada mereka untuk meningkatkan impor.
Departemen Meteorologi India mencatat suhu terpanasnya pada Maret lalu dengan suhu maksimum di seluruh negeri naik menjadi 33,1 derajat Celcius atau hampir 1,86 derajat di atas normal. Banyak daerah bagian utara, barat, dan timur India mengalami suhu panas melewati 40 derajat Celcius bulan lalu.
Di negara bagian Odisha timur, pihak berwenang mengatakan seorang pria berusia 64 tahun meninggal karena serangan panas pada 25 April dan ratusan lainnya telah diberikan perawatan medis.
Di Subarnapur, distrik terpanas Odisha, suhu tertinggi 43,2 derajat Celcius tercatat pada hari Selasa kemarin.
"Panas sekali. Kipas, pendingin udara, tidak ada yang berfungsi." kata warga Subarnapur, Mohana Mahakur. [JP]