WahanaNews.co.id | Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut pembebasan Wali Kota Melitopol, kota di selatan Ukraina. Parlemen Ukraina sebelumnya mengatakan Wali Kota Ivan Fedorov terlihat dibawa pergi oleh tentara Rusia yang menduduki kota itu. Fedorov dilaporkan menolak untuk bekerja sama dengan pasukan Rusia.
Zelensky membenarkan penculikan itu, menyebut Fedorov "seorang walikota yang dengan berani membela Ukraina dan anggota komunitasnya." Menurutnya hal itu menunjukkan kelemahan Rusia, dan merupakan kejahatan terhadap demokrasi.
Baca Juga:
Rusia Gempur Kherson dengan 71 Rudal di Malam Natal
"Ini jelas merupakan tanda kelemahan penjajah, mereka telah pindah ke tahap teror baru di mana mereka mencoba untuk secara fisik melenyapkan perwakilan dari otoritas lokal Ukraina yang sah," katanya seperti dilansir detikcom, Sabtu (12/3/2022).
"Penangkapan Wali Kota Melitopol, oleh karena itu, merupakan kejahatan, tidak hanya terhadap orang tertentu, terhadap komunitas tertentu, dan tidak hanya terhadap Ukraina. Ini adalah kejahatan terhadap demokrasi itu sendiri."
"Tindakan penjajah Rusia akan dianggap seperti teroris 'ISIS'," katanya.
Baca Juga:
PM Polandia Ngamuk ke Zelensky: Jangan Hina Kami!
Pasukan Rusia merebut Melitopol, rumah bagi 150.000 orang, pada 26 Februari.
Gambar satelit menunjukkan militer Rusia mendekat ke Kyiv
Maxar Technologies, sebuah perusahaan swasta yang berbasis di AS, mengatakan gambar satelit yang diambil pada hari Jumat menunjukkan bahwa unit militer Rusia terus dikerahkan lebih dekat ke ibukota Ukraina.
Menurut Maxar, pasukan Rusia menembakkan artileri ke daerah pemukiman, menyebabkan beberapa rumah dan bangunan terbakar dan menyebabkan kerusakan luas di kota barat laut Moschun. [JP]