WahanaNews.co.id | Kondisi ketahanan pangan dan gizi di Asia dan Pasifik kian memburuk selama berlangsungnya pandemi Covid-19, Sementara jumlah kelaparan meningkat, demikian juga akses yang tidak memadai ke makanan bergizi.
Melansir detikcom, seperti diberitakan laman resmi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Kamis (16/12/2021), berdasarkan Tinjauan Regional Asia dan Pasifik Tahun 2021 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi dikatakan bahwa pada 2020 lalu tercatat lebih dari 375 juta orang di kawasan itu menghadapi kelaparan. Jumlah ini meningkat 54 juta dibandingkan tahun sebelumnya (2019).
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Selain itu, berdasarkan laporan yang sama dikatakan bahwa terdapat lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses ke pangan yang cukup pada tahun 2020. Jumlah ini meningkat hampir 150 juta orang hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Tingginya biaya makanan sehat, dan tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan yang kian melonjak telah membuat 1,8 miliar orang di kawasan Asia dan Pasifik rentan terharap ketahanan pangan dan gizi seimbang.
Tentu situasi ini bisa lebih buruk tanpa adanya tanggapan dari pemerintah dan langkah-langkah perlindungan sosial yang baik selama krisis. Dalam membangun kembali lingkungan pangan yang lebih baik, sistem pertanian pangan masa depan harus menyediakan produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Oleh karenanya FAO dan UNICEF menyatakan fokus harus berkisar pada pemenuhan kebutuhan skala kecil, keluarga petani dan masyarakat adat di wilayah Asia-Pasifik tersebut. Sistem pangan juga harus memprioritaskan kebutuhan pangan kelompok rentan, termasuk anak-anak dan perempuan. (JP)