WahanaNews.co.id | Guna mengevakuasi warga sipil dari kota pelabuhan yang dikepung pasukan Rusia beberapa minggu terakhir, otoritas Rusia mengumumkan gencatan senjata lokal di kota Mariupol, Ukraina, pada Kamis (31/3) waktu setempat.
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Kamis (31/3/2022), pengumuman terbaru Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa koridor kemanusiaan dari Mariupol menuju Zaporizhzhia, via pelabuhan Berdiansk yang dikuasai Rusia, akan dibuka pada Kamis (31/3) pagi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Agar operasi kemanusiaan ini sukses, kami mengusulkan untuk melaksanakannya dengan partisipasi langsung Komisioner Tinggi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) untuk Pengungsi (UNHCR) dan Komisi Palang Merah Internasional (ICRC)," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.
Kementerian Pertahanan Rusia juga meminta otoritas Ukraina untuk menjamin 'penghormatan tanpa syarat' untuk gencatan senjata tersebut melalui pemberitahuan tertulis kepada pihak Rusia, UNHCR dan ICRC sebelum pukul 06.00 waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia meminta militer Ukraina untuk berkomitmen menjamin keamanan konvoi bus di sepanjang koridor kemanusiaan yang ditetapkan.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Disebutkan juga oleh Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pihaknya telah menyetujui proposal dari Ukraina untuk membuka empat koridor kemanusiaan baru dari Mariupol menuju Zaporizhzhia dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Pada Senin (28/3) lalu, penasihat kepresidenan Ukraina yang juga penanggung jawab bidang kemanusiaan, Tetyana Lomakina, mengungkapkan bahwa sedikitnya 5.000 orang tewas di Mariupol sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari lalu.
Dia menyebut jumlah korban tewas itu mungkin bisa lebih banyak, karena proses penguburan korban telah dihentikan sejak 10 hari lalu lantaran gempuran yang terus berlanjut. Diperkirakan otoritas Ukraina bahwa bisa jadi lebih dari 10.000 orang mungkin telah tewas di Mariupol. [JP]