WahanaNews.co.id | Harga minyak dunia tercatat mengalami kenaikan ke level tertinggi sejak 2014 lalu. Penyebabnya adalah karena investor mulai was-was dengan ketegangan politik yang terjadi antara negara penghasil minyak seperti Uni Emirat Arab dan Rusia.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengganggu pasokan minyak dunia yang saat ini dalam kondisi terbatas.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Reuters disebutkan harga minyak mentah Brent menjadi US$ 87,51 per barel atau naik 1,2%. Kemudian harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level US$ 85,43 per barel.
Analis Senior Pasar Minyak Rystad Energy Louse Dickson mengungkapkan adanya serangan di Teluk Arab oleh kelompok Houthi ini membuat pasar khawatir.
"Meskipun fasilitas minyak di Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi tidak signifikan tapi dikhawatirkan bisa mengganggu pasokan," kata dia seperti dikutip detikcom dari Reuters, Rabu (19/1/2022).
Baca Juga:
Goldman Sachs Prediksi Minyak Melonjak ke US$105 per Barel Tahun 2023
Dickson menjelaskan serangan itu turut membuat iklim geopolitik kedua negara memanas. Hal ini juga berpotensi membuat kesepakatan nuklir Iran-AS yang tidak terjadi. "Artinya minyak Iran bisa keluar dari pasar, kondisi ini bisa meningkatkan permintaan untuk minyak mentah dari tempat lain," jelas dia.
Perusahaan minyak UEA ADNOC menyebutkan akan memastikan pasokan minyak tidak akan terganggu.
Pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan pasukan Rusia yang dikerahkan ke Belarus justru menimbulkan kekhawatiran adanya serangan ke Ukraina.
OPEC saat ini juga sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi yang telah ditetapkan sesuai perjanjian. Yaitu menambah pasokan 400 ribu barel per hari setiap bulannya.
Mereka meyakini jika permintaan minyak dunia akan mengalami kenaikan tahun ini meskipun ada varian Omicron dan prediksi kenaikan suku bunga di AS. [JP]