WahanaNews.co.id | Harga minyak global mengalami kenaikan pada Senin kemarin (18/1). Investor memperkirakan, pasokan global masih tetap ketat.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik 42 sen atau 0,5% menjadi US$ 86,48 per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 53 sen atau 0,6% menjadi US$ 84,35 per barel.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Pembelian minyak didorong oleh pengurangan pasokan dan tanda-tanda varian Omicron tidak akan mengganggu permintaan bahan bakar seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
"Sentimen bullish berlanjut karena (grup produsen) OPEC+ tidak menyediakan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan global yang kuat," kata analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa melansir detikcom, Selasa (18/1/2022).
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)termasuk Rusia yang dikenal dengan OPEC+ secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi yang diterapkan pada 2020 karena jatuhnya permintaan.
Baca Juga:
Goldman Sachs Prediksi Minyak Melonjak ke US$105 per Barel Tahun 2023
Tetapi banyak produsen yang lebih kecil tidak dapat meningkatkan pasokan dan yang lain waspada memompa terlalu banyak minyak jika terjadi varian baru.
Sementara itu, total produksi minyak Libya kembali ke 1,2 juta barel per hari (bph), menurut National Oil Corp. Output Libya sekitar 900.000 bph pekan lalu karena blokade ladang minyak barat.
"Produksi minyak Libya telah turun menjadi 700.000 barel per hari pada awal tahun, yang berperan dalam kenaikan harga," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Sementara, Tazawa mengatakan, kekhawatiran atas kendala pasokan melebihi kabar kemungkinan pelepasan cadangan minyak China.
Sumber mengatakan China berencana melepaskan cadangan minyak sekitar liburan Tahun Baru Imlek antara 31 Januari dan 6 Februari sebagai bagian dari rencana yang dikoordinasikan oleh Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi harga minyak dunia. [JP]