WahanaNews.co.id | Mengandalkan drone Bayraktar TB2 buatan Turki, Ukraina disebut berhasil menghancurkan cukup banyak aset Rusia.
Belum lagi, ada bantuan terbaru drone bunuh diri canggih asal Amerika Serikat seperti Switchblade dan juga Phoenix Ghost.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Seperti dilansir dari detikcom, Kamis (28/4/2022) setidaknya ada dua kemungkinan kenapa Rusia terkesan tidak bisa menangkal serangan drone Ukraina dan drone buatan mereka bisa dibilang tidak banyak dikerahkan.
Menurut periset milter Roger McDermott, Rusia sudah cukup lama terkena embargo teknologi termasuk dalam drone. Walaupun punya kemampuan tinggi, Rusia dipandang tetap butuh teknologi dari negara lain, termasuk di bidang militer.
Alasan kedua mungkin ada miskalkulasi atau kesalahan strategi dari jenderal Rusia sehingga mereka lebih mengutamakan serangan dari darat. Rusia tidak memanfaatkan teknologi tinggi seperti drone mereka saat awal-awal menyerang Ukraina.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
"Tampaknya rencana operasi Rusia tidak berpusat pada kapabilitas militer teknologi tinggi dan penggunaan drone hanya sporadis dan terbatas," papar dia.
Rusia sebenarnya punya teknologi penangkal drone, misalnya electronic warfare systems (EWS) untuk memancarkan energi frekuensi radio yang bisa membingungkan pergerakan drone. Kemudian menyebar sinyal GPS palsu untuk membuat pilot drone disorientasi.
Namun demikian dilaporkan bahwa teknologi penangkal drone Rusia kurang efektif kala dijajal di Suriah dan Armenia, khususnya dalam menghadapi Bayraktar TB2.
Jika beroperasi dalam kelompok besar, drone itu memang mampu menembus pertahanan. Tentu pihak Rusia saat ini memikirkan bagaimana cara yang paling ampuh untuk melawan drone Ukraina. [JP]