WahanaNews.co.id | Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Peter Dutton memprotes kehadiran kapal intelijen China yang terdeteksi berlayar di lepas pantai sebelah barat. Ia menyebut hal semacam itu sebagai 'aksi agresi' oleh Beijing.
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (13/5/2022), Australia melacak keberadaan kapal mata-mata China itu selama sepekan terakhir saat kapal itu berlayar melintasi stasiun komunikasi Angkatan Laut Harold E Holt di Exmouth, yang digunakan oleh kapal selam Australia, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Baca Juga:
Bahas Penguatan Kerja Sama Pemberantasan Narkoba, BNN Terima Kujungan AFP
"Saya pikir itu merupakan aksi agresi. Saya pikir terutama karena itu terjadi begitu jauh ke selatan," sebut Dutton dalam konferensi pers.
"Itu dekat dengan instalasi militer dan intelijen di pantai barat Australia," imbuhnya.
Australia diketahui akan menggelar pemilu nasional pada 21 Mei, dan tuduhan ancaman keamanan nasional oleh China telah menjadi tema utama kampanye.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Dutton mempertanyakan 'waktu yang ganjil' bagi kehadiran kapal China itu mengingat adanya kampanye pemilu yang berlangsung.
Departemen Pertahanan Australia menyatakan bahwa kapal jenis Intelijen Kelas Pembantu Dongdiao yang bernama Haiwangxing berlayar ke pantai barat, melintasi Zona Eksklusi Ekonomi Australia pada 6 Mei, dan mendekat dalam jarak 50 mil laut dengan stasiun komunikasi pada 11 Mei.
Dinyatakan Dutton bahwa Australia membiasakan untuk membuat publik menyadari kehadiran kapal-kapal Angkatan Laut China.
Kapal-kapal Angkatan Laut China telah terdeteksi di lepas pantai utara dan timur Australia beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Februari lalu, China dan Australia saling menyalahkan untuk insiden saat sebuah pesawat patroli maritim Australia mendeteksi laser diarahkan kepadanya dari sebuah kapal milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat nama resmi militer China.
Belum ada komentar resmi dari otoritas maupun Kedutaan Besar China terkait pernyataan Australia itu. [JP]