WahanaNews.co.id | Korea Utara (Korut) mengisyaratkan hendak memulai kembali uji coba nuklir dan rudal balistik jarak jauh buatannya. Isyarat ini muncul saat para pejabat tinggi Korut mengungkapkan rezim komunis pimpinan Kim Jong-Un ini tengah bersiap menghadapi 'konfrontasi jangka panjang' dengan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir AFP dan detikcom, Kamis (20/1/2022), kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa rapat politburo Komisi Pusat Partai Buruh Korut 'memberikan instruksi kepada sektor terkait untuk segera memeriksa isu-isu untuk memulai kembali' semua aktivitas yang ditangguhkan sementara.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Instruksi itu kemungkinan merujuk pada program nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut.
"Kebijakan permusuhan dan ancaman militer oleh AS telah mencapai garis bahaya yang tidak bisa diabaikan lagi," sebut KCNA dalam laporannya.
Kim Jong-Un dilaporkan memimpin rapat politburo yang menyajikan laporan analisis kondisi Semenanjung Korea dan membahas soal 'orientasi untuk tindakan balasan terhadap AS di masa mendatang'.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Tahun 2018 lalu, Kim Jong-Un menetapkan moratorium untuk uji coba nuklir dan ICBM Korut. Namun dia juga mengancam akan mencabut moratorium setelah perundingan dengan mantan Presiden AS Donald Trump kolaps tahun 2019.
Awal tahun ini, Korut melancarkan rentetan peluncuran rudal, termasuk rudal hipersonik, yang melanggar sanksi dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Korut juga menolak tawaran berunding dari pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden.
Dalam pidato menjelang akhir tahun lalu, Kim Jong-Un menegaskan komitmen Korut terhadap modernisasi militer, namun tidak menyebut langsung AS. Pekan lalu, AS menjatuhkan serangkaian sanksi baru terhadap Korut dan langsung direspons dengan uji coba rudal terbaru Korut sembari menegaskan hak membela diri.
Otoritas Korut juga meningkatkan retorika anti-AS beberapa waktu terakhir. "AS dengan kejam mencaci negara kita dan melakukan tindakan bodoh dengan menjatuhkan 20 langkah sanksi independen," sebut KCNA.
Laporan KCNA menyebut politburo secara bulat menyepakati bahwa Korut harus 'melakukan persiapan yang menyeluruh untuk konfrontasi jangka panjang dengan imperialis AS', juga 'meningkatkan kekuatan fisik untuk membela hak dan kepentingan negara'. [JP]