WahanaNews.co.id | Virus Covid-19 varian Omicron telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penularannya tak terelakkan karena berlangsung sangat cepat.
Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mendorong pemerintah mempercepat vaksinasi regular terlebih dahulu sebelum mendorong booster. Pasalnya masih ada masyarakat yang belum divaksin sama sekali.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
"Sebelum booster dilakukan, saya kira vaksin yang regular harus dituntaskan terlebih dahulu. Misalnya DKI Jakarta masih berapa persen sih yang belum kena vaksin sama sekali, itu harus dikejar," kata Tauhid seperti dilansir detikcom, Minggu (23/1/2022).
Hal yang sama juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal. Vaksinasi regular harus lebih ditingkatkan.
"Pada saat yang sama memang vaksinnya perlu dipercepat bukan hanya booster sebenarnya karena sebagian juga masih banyak yang belum komplit vaksinasinya, jadi itu harus ditingkatkan," tuturnya.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
Masyarakat yang belum divaksin akan lebih rentan terkena Covid-19 apalagi dengan adanya varian Omicron. Hal itu terbukti satu di antara dua pasien Covid-19 varian Omicron yang meninggal dunia belum disuntik vaksin.
"Kalau sudah ada vaksin 1 dan 2 kan lebih survive, tapi kalau ada yang nggak kena vaksin, dampaknya jauh lebih besar," tuturnya.
Sebagai informasi, per Kamis (20/1) pukul 18.00 WIB jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis kedua baru 122.625.654 orang atau 58,88% dari total target sasaran vaksinasi. Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama yakni sebanyak 179.400.503 orang atau 86,14%. [JP]