WahanaNews.co.id | Kementerian Pertahanan Rusia meminta otoritas lokal Mariupol, Ukraina, untuk menyerahkan kota itu kepada pasukan Rusia pada pukul 05.00 pagi waktu setempat. Rusia mengklaim ingin membuka koridor kemanusiaan ke kota itu.
Dilansir detikcom dari CNN, Senin (21/3/2022), kantor berita milik negara Rusia RIA Novosti mengatakan Kementerian Pertahanan akan membuka koridor kemanusiaan ke kota tersebut pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Kemhan Rusia disebut 'ingin menerima tanggapan tertulis dari Kiev untuk proposal ini sebelum pukul 05.00'.
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
Laporan itu dikaitkan dengan komentar yang dibuat oleh kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Federasi Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev.
"Dari jam 10.00 pagi sampai jam 12.00 - untuk semua unit bersenjata Ukraina dan tentara bayaran asing adalah penghentian sementara pertempuran di sepanjang rute yang disepakati dengan Ukraina. Mulai pukul 12.00, akan ada perjalanan serentak konvoi kemanusiaan dengan makanan, obat-obatan dan kebutuhan dasar," kata Mizintsev.
Tuntutan terbaru ini datang ketika Dewan Kota Mariupol mengatakan pada hari Sabtu bahwa penduduk Mariupol dibawa ke Rusia. Dewan Kota menyebut penduduk dibawa oleh pasukan Rusia meski itu bukan keinginan mereka.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
"Selama seminggu terakhir, beberapa ribu penduduk Mariupol telah dibawa ke wilayah Rusia," kata Dewan Kota dalam sebuah pernyataan.
"Para penjajah secara ilegal mengambil orang-orang dari distrik Livoberezhny dan dari tempat penampungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang (kebanyakan wanita dan anak-anak) bersembunyi dari pengeboman terus-menerus," sambungnya.
Penduduk Mariupol yang ditangkap disebut dibawa ke kamp-kamp di mana pasukan Rusia memeriksa telepon dan dokumen mereka, kemudian mengarahkan beberapa penduduk ke kota-kota terpencil di Rusia. Pernyataan itu juga menyebut 'nasib yang lain tidak diketahui'.
Kembali soal seruan menyerah. Mizintsev mengatakan 'kami memohon kepada bandit najis, yang bertanggung jawab atas ratusan nyawa orang yang tidak bersalah, dan sekarang menyebut diri mereka perwakilan dari otoritas lokal resmi, dari kota unik Mariupol'.
"Andalah yang sekarang memiliki hak atas pilihan bersejarah - baik Anda bersama rakyat Anda, atau Anda bersama bandit, jika tidak pengadilan militer yang menanti Anda hanyalah hal kecil yang sudah pantas Anda dapatkan karena sikap tercela terhadap Anda. Warga negara Anda sendiri, serta kejahatan dan provokasi mengerikan yang telah Anda atur," kata Mizintsev.
RIA juga melaporkan Mizintsev mengatakan hampir 60.000 penduduk Mariupol 'menemukan diri mereka di Rusia dalam keadaan aman'. [JP]